Gencarnya Jokowi Bangun Infrastruktur Membawa Berkah Industri Baja


Di tengah masifnya Presiden Jokowi menggenjot pembangunan infrastruktur, mendorong berkembangnya industri baja yang sangat diperlukan untuk konstruksi.

Termasuk, perusahaan besi baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) dan afiliasinya, PT Gunung Garuda (GRD) yang rampung pelepasan 95 persen saham anak usahanya yakni PT Nusantara Baja Profil (NBP).

Saat ini, saham mayoritas NBP dalam genggaman Yamato Kogyo Corporation (YKC) senilai 45 persen. Sisanya tersebar di Siam Yamato Steel (SYS) sebesar 35 persen, dan Hanwa Indonesia (HWI) 15 persen, anak usaha Hanwa Co Ltd (Hanwa).

“Dengan kekuatan finansial kolektif dan keahlian operasional mitra investasi kami, GYS berada dalam posisi terbaik untuk menjadi perusahaan baja struktural terkemuka di Indonesia,” kata Presiden Direktur Garuda Yamato Steel, Tony Taniwan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Pelepasan saham ini, kata Tony, ditempuh untuk pengembangan industri bisnis baja. Bersamaan dengan akuisisi ini, NBP mengubah nama dan identitasnya menjadi Garuda Yamato Steel (GYS). “Ke depan akan meluncurkan produk baja baru untuk menangkap peluang pasar yang luar biasa di Indonesia dan terus memperluas margin melalui inisiatif efisiensi produksi perusahaan,” kata dia.

Dia menjelaskan, upaya kolaboratif perusahaan sejalan dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi baja nasional yang diperkirakan mencapai 18,3 juta ton pada tahun 2024 dengan peningkatan 5,2 persen.

Selain itu, ada 41 proyek prioritas strategis di sektor konstruksi, termasuk pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang membutuhkan sekitar 9,5 juta ton baja, terdapat peluang besar bagi produsen baja mendukung pengembangan infrastruktur Indonesia.

Secara kolektif, investor strategis akan fokus pada pertumbuhan kehadiran mereka di Asia Tenggara dan mampu membawa sinergi melalui keahlian mereka dalam bisnis baja struktural, jaringan pengadaan dan pemasaran global, serta kekuatan finansial.

“Penyesuaian strategi ini tidak hanya menciptakan nilai nyata bagi pemegang saham tetapi juga memperkuat posisi keuangan GRP, memberdayakan manajemen untuk fokus lebih lanjut pada peningkatan daya saing dan upaya keberlanjutan perusahaan,” kata Direktur Keuangan GRP, Roymond Wong.

Dengan selesainya akuisisi ini, kata dia, GRP akan fokus pada bisnis baja lembaran serta berubah menjadi produsen baja dengan emisi karbon terendah di wilayah tersebut. Ini termasuk investasi modal yang signifikan untuk mengadopsi cara pembuatan baja rendah karbon yang paling maju, efisien secara energi, dan terbukti secara teknologi.