Pasukan pendudukan Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon dengan menargetkan kota-kota dan desa-desa perbatasan selatan, serta wilayah di Lembah Bekaa. Prancis menyuarakan kekhawatirannya atas potensi runtuhnya perjanjian gencatan senjata itu.
Dalam pelanggaran terbarunya, militer pendudukan Israel pada Senin (2/12/2024) melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap buldoser yang beroperasi di dekat pos Angkatan Darat Lebanon di Desa Hosh al-Sayyed Ali, utara distrik Hermel, melukai seorang tentara Lebanon.
Mengutip Al Mayadeen, tentara Lebanon mengumumkan pada X bahwa sebuah pesawat tak berawak Israel menargetkan buldoser milik tentara tersebut saat sedang melakukan pekerjaan benteng di dalam pos militer al-Abbara di daerah Hosh al-Sayyed Ali, yang mengakibatkan cedera sedang pada satu prajurit.
Kemudian, Direktorat Jenderal Keamanan Negara Lebanon mengumumkan bahwa pesawat tak berawak musuh menargetkan salah satu anggotanya, Mahdi Khreis, dalam pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata.
Drone tersebut menyerang Kopral Khreis dengan rudal berpemandu saat ia tengah melaksanakan tugas nasionalnya, yang mengakibatkan tewas sebagai martir, tambahnya, seraya menyebut serangan tersebut sebagai eskalasi serius dan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Lebanon.
Di selatan, pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan senapan mesin ke arah rumah-rumah di Kota al-Naqoura, bertepatan dengan penerbangan pesawat pengintai di atas desa-desa di Distrik Tyre.
Pasukan pendudukan juga meluncurkan empat peluru artileri ke arah Khiam, dengan satu peluru mengenai sebuah chalet di daerah antara Dataran Marj’youn dan Khiam, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA). Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan satu orang tewas dalam serangan udara Israel di Marj’youn dekat perbatasan dengan Palestina yang diduduki.
Kemarin, pinggiran kota Maroun al-Ras menjadi sasaran tembakan senjata mesin Israel di dekat “Garis Biru”. Selain itu, pasukan pendudukan Israel melakukan operasi pembongkaran di Khiam, yang gaungnya terdengar hingga ke selatan, dengan kepulan asap mengepul ke udara.
Sementara itu, koresponden Al Mayadeen di Sout melaporkan penarikan sejumlah besar kendaraan pendudukan Israel, termasuk 10 tank Merkava, dari Khiam timur menuju wilayah al-Wata.
Pelanggaran Israel ini merupakan pelanggaran nyata terhadap ketentuan gencatan senjata di Lebanon. Meskipun demikian, terlepas dari pelanggaran ini, penduduk Lebanon terus kembali ke desa dan rumah mereka di selatan, Bekaa, dan pinggiran selatan Beirut.
Prancis Peringatkan Pelanggaran Israel
Prancis menyuarakan kekhawatirannya pada Minggu (30/11/2024) atas potensi runtuhnya perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani minggu lalu antara Israel dan Lebanon. Situs berita Israel Ynet menggambarkan kesepakatan itu sebagai rapuh.
Menurut situs web tersebut, pemerintah Prancis menyoroti 52 pelanggaran Israel, yang dilaporkan mengakibatkan kematian tiga warga sipil Lebanon, dan menunjuk pada peningkatan penerbangan pesawat tak berawak Israel di ketinggian rendah di atas ibu kota Lebanon, Beirut.
Ynet menyebutkan bahwa pejabat Prancis menyatakan bahwa Israel telah mengambil tindakan terhadap “dugaan pelanggaran Hizbullah” tanpa berkonsultasi dengan komite internasional yang bertanggung jawab untuk mengawasi kepatuhan terhadap perjanjian tersebut.
Paris dikatakan terus berkomunikasi dengan Kepala Staf Angkatan Darat Libanon Joseph Aoun dan Perdana Menteri Najib Mikati untuk mengatasi meningkatnya ketegangan. “Lebanon berkomitmen penuh untuk mempertahankan gencatan senjata dan mencegah Hizbullah membangun kembali kehadirannya di Lebanon selatan, tetapi mereka harus diberi waktu untuk membuktikan diri,” kata seorang pejabat Prancis.
Ynet mengatakan pejabat Israel membenarkan pelanggaran mereka. Israel akan mempertahankan tanggapan tegasnya terhadap dugaan pelanggaran di sepanjang perbatasan. “Setiap pelanggaran akan ditindak tegas, sebagaimana yang terjadi selama ini,” kata seorang pejabat senior Israel.
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Jumat menyerukan penghentian segera terhadap semua operasi yang melanggar gencatan senjata antara Lebanon dan Israel, yang telah berlaku sejak Rabu lalu.
Menurut AFP, selama diskusi telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan Ketua DPR Nabih Berri kemarin, Macron mendorong semua pihak untuk sepenuhnya mengikuti perjanjian gencatan senjata, menekankan bahwa semua tindakan yang merusak implementasi penuh ini harus segera dihentikan.
Informasi yang diungkapkan kepada koresponden Al Mayadeen mengonfirmasi bahwa Perlawanan Islam di Lebanon – Hizbullah tetap berkomitmen terhadap perjanjian tersebut pada saat ini dan sedang menangani pelanggaran sesuai dengan ketentuan perjanjian.
Perlawanan memantau setiap pelanggaran Israel di kota-kota Lebanon selatan, mematuhi ketentuan perjanjian, dan melacak semua pelanggaran. Meskipun Hizbullah lebih dari mampu untuk menanggapi, mereka tetap berkomitmen pada ketentuan gencatan senjata.
Sementara itu, Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Ghalibaf telah memperingatkan terhadap upaya Israel untuk menormalisasi pelanggaran gencatan senjata yang baru-baru ini ditengahi di Lebanon.
Berbicara melalui panggilan telepon dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, Ghalibaf menekankan pentingnya kewaspadaan untuk memastikan bahwa tindakan Israel tidak menjadi rutinitas. “Kita perlu berhati-hati agar pelanggaran mereka terhadap perjanjian ini tidak berubah menjadi masalah rutin,” tegas Qalibaf.