Market

Gerak IHSG Volatil, Saham Bank dan Tambang Dijagokan

Analis memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ke depan bergerak volatile lantaran sentimen pasar yang selalu berubah. Saham-saham perbankan dan tambang menjadi jagoan analis. Apa saja?

Pada perdagangan Senin (31/10/2022), IHSG berakhir menguat 42,85 poin (0,61%) ke posisi 7.098. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai intraday tertingginya di 7.113,113 atau menguat 57,073 poin dan terendahnya di 7.065,402 atau menguat 9,362 poin dari posisi pembukaan di angka positif 7.080,680 dan penutupan akhir pekan lalu di 7.056.

“Setiap hari tuh isunya berkembang terus, bisa berubah-ubah dan berbeda-beda. Kalau misalnya kita lihat isunya ya begitu,” kata David Sutyanto, Kepala Riset PT Ekuator Swarna Sekuritas kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Menurut dia, penguatan IHSG sendiri, saat ini sudah berada di ujung level. Sebab, penguatan indeks saham domestik relatif kencang ke atas level 7.000-an dari sebelumnya berada di bawah level psikologis itu, yakni 6.700-an. “Karena itu, wajar di akhir pekan lalu Indeks mengalami profit taking,” ujarnya.

Sementara kalau ditanya apakah sepekan ke depan IHSG akan bergerak negatif, belum tentu juga. “Sebab, saya lihat indeks masih bagus juga,” timpal dia.

Saat ini, sambung dia, IHSG sudah berada di atas MA20 (moving average 20 hari). “Jadi, kalau sudah rebound seperti ini, artinya kira-kira sepekan ke depan itu ya mungkin masih bisa bertahan di atas Rp7.000 hingga menguat ke level resistance Rp7.150-an lah. Artinya IHSG akan menguat, bukan melemah,” papar David.

Jadi, dia menegaskan, dalam sepekan ke depan, IHSG berpeluang fluktuatif dengan support kuat di level Rp7.000-an. “Terus misalnya, kalau itu tembus ya, support kedua ada di 6.900,” tuturnya.

Dalam kondisi saat ini, menurutnya, pelaku pasar harus siap dengan situasi apapun. “Karena kan sekarang US dollar menguat ya terhadap semua mata uang berbagai negara. Nah itu harus dilihat juga bagaimana tekanan dari US dollar ini terhadap rupiah kita,” tukasnya.

Selain itu, pemodal juga harus memperhatikan bagaimana Bank Indonesia atau BI terkait tingkat suku bunga acuannya. “Adjustment-adjustment seperti itu juga akan berpengaruh ke bursa selama sepekan ke depan,” ujarnya.

Terkait ekonomi AS yang tumbuh 2,6% di kuartal III-2022, David menilai positif. Sebab, itu artinya AS tidak sedang resesi. “Jadi, sentimennya positif untuk short term. Untuk ke depannya, long run harus dilihat lagi jika AS benar-benar tidak mengalami resesi, itu akan menjadi sentiment positif juga buat kita,” ungkap David.

Saham Bank dan Tambang Jadi Jagoan

Untuk saham-saham pilihan, David melihat beberapa yang cukup potensial. Pilihan di sektor perbankan adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

“Saham-saham itu masih akan oke. Saham BBCA targetnya bisa mencapai ke level all time high-nya ke Rp8.900-an dan hopefully Rp8.800 sudah tercapai,” tambah David.

Selan itu, David juga mengaku masih optimistis dengan perusahaan-perusahaan pertambangan, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM). “Itu juga masih ada potensi penguatan kembali,” ucapnya.

Sementara untuk durasi investasi, dia menyarankan lebih berorientasi ke jangka menengah. “Sebab, IHSG-nya sudah agak di level yang cukup tinggi. Sentimen globalnya juga belum terlalu positif. Masih ada ekses-ekses negatif sehingga investor harus tetap waspada,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button