Market

Investasi Bodong dan Pinjol Masih Marak, SWI Dinilai Gagal

Pengamat hukum investasi Rufinus Hutauruk menilai, Satgas Waspada Investasi (SWI) gagal dalam berantas investasi bodong dan pinjaman online (pinjol) yang meresahkan rakyat.

Dia bilang, SWI yang dibentuk untuk berantas investasi bodong, masih bekerja normatif dan sektoral. Selanjutnya dia menggarisbawahi kesan kalau dalam kasus investasi bodong, masyarakat yang menjadi korban, justru dituding pihak yang salah.

“Satgas Waspada Investasi yang dibentuk belum bisa menunjukkan kerja dan kinerja sebagai satu kesatuan utuh dengan kewenangan yang jelas. Karena masing-masing masih bekerja sesuai tupoksi lembaga masing-masing,” kata dia, Jakarta, Senin (10/1/2022).

Menurut Rufinus, satgas waspada investasi ini, meskipun sifatnya koordinatif namun seharusnya bisa bekerja lebih serius dan terarah. “Saya kira, Satgas jangan menuggu ada korban yang bunuh diri, karena tertipu investasi. Sebaliknya, kerja satgas adalah untuk mencegah masyarakat tertipu oleh investasi bodong,” tuturnya.

Dia juga mempertanyakan, edukasi apa yang telah disampaikan oleh Satgas Waspada Investasi ini ke masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dn literai yang cukup untuk memilih dan memilah investasi.

Rufinus juga mengharapkan, ke depan, Satgas ini lebih mampu bekerja preemtif. “Kalau masih seperti ini saja kerja Satgas, ini sudah mensia-siakan kepercayaan Presiden Jokowi. Saya akan sampaikan ke Presiden kalau satgas ini bakal sia-sia,” tandasnya.

Sudah banyak korban pinjaman online alias pinjol yang bernasib apes. Termasuk pria berinisial HK (25) yang terjerat utang pinjol sebesar Rp90 juta. Lantaran buntu, HK hampir saja nekat mengakhiri hidupnya dengan cra melompat dari lantai 4 Ruko Rafles Bulmont, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Kapolsek Kembangan Kompol Khoiri menjelaskan HK memiliki utang lantaran ingin mendapatkan uang secara instan, namun selalu gagal. Karena memiliki utang sudah terlalu banyak sampai Rp90 juta, HK pun kerap mendapat teror dari para penagih utang pinjol. “Dia frustasi karena sering ditelepon diteror oleh orang-orang pinjol,” kata Khoiri.

Bingung tidak bisa membayar utang sebesar itu, HK pun berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari lantai 4 ruko tempatnya bekerja. Untungnya pelaku membatalkan niatnya tersebut setelah bujukan rekannya serta petugas yang datang ke lokasi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button