News

Golkar Jadikan Rakernas Ajang Konsolidasi Internal Jelang 2024

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan partainya akan melaksanakan rapat kerja nasional (Rakernas) pada 4-6 Juni di Jakarta. Rakernas ini Golkar lakukan sebagai wadah untuk konsolidasi internal.

“Pertama dari undangannya saja, kami mengundang DPD satu se-Indonesia. Kemudian yang kedua di sini kita berbicara tentang optimalisasi para caleg begitu, kita di sini kan sudah diluncurkan yang 100 persen kemudian kita akan evaluasi lagi,” terang Nurul di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (29/5/2023).

Ia menyebut Golkar saat mendaftarkan bacalegnya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih secara alfabetis atau berurutan sesuai abjad. Sehingga Golkar belum memberikan nomor urut kepada bakal calegnya.

“Jadi nanti di situ akan dilihat selama satu bulan ini kinerja bacaleg di dapil itu seperti apa, baru itu juga menjadi salah satu tolak ukur untuk penomoran begitu, nah itu yang kedua,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nurul menambahkan bahwa Golkar baru akan membahas mengenai capres, cawapres, dan koalisi pada Rapat pimpinan nasional (Rapimnas). Pelaksanaan Rapimnas dilakukan setelah Rakernas.

“Nah setelah Rakernas nanti akan ada Rapimnas. Nah baru Rapimnas itu di situ mungkin ada substansi yang memang dibahas secara khusus tentang capres, cawapres ataupun koalisi. Kalau sekarang ini belum ada di Rakernas,” ujar Nurul.

Golkar Konsisten Usung Airlangga Capres 2024

Hingga saat ini, kata Nurul, Golkar masih tetap konsisten mendukung ketua umumnya, Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024. Bahkan seluruh kader Golkar se-Indonesia masih solid mendukung Airlangga menjadi capres di Pemilu 2024.

“Memang beliau ini bukan politisi catwalk, tapi beliau ini politisi yang memang pekerja. Dia mengeluarkan gagasannya, kemudian solusinya dan mengimplementasikannya, itu kita lihat lah,” lanjutnya.

Aktris senior ini pun menyatakan bahwa Airlangga merupakan figur yang mumpuni untuk diusung menjadi capres. “Tapi masalah popularitas, kita tidak berbicara itu, tapi berharap bahwa pemilih itu nantinya akan kritis untuk memilih para calonnya,” sambungnya.

Sedangkan terkait koalisi, ia mengakui bahwa Golkar masih akan menunggu dan melihat berbagai konfigurasi yang ada. Sebab dinamika politik jelang pemilu terus berubah. Golkar juga siap dengan realitas politik yang akan terjadi di Pilpres 2024.

“Kita melihat bahwa nantinya bisa saja ini dikembangkan menjadi tiga sampai empat capres, itu why not gitu ya. Nah kalau publiknya bisa diberikan pilihan yang lebih banyak, artinya publik juga, konstituen bisa melihat apa sih yang mereka inginkan, apa yang mereka butuhkan,” tambah dia.

Oleh karena itu, ia berharap pada Pemilu 2024 mendatang akan mampu menghadirkan lebih dari dua pasangan calon (paslon) agar masyarakat mendapat pembelajaran politik, serta leluasa memilih sosok yang ingin dipilih.

“Dan seandainya harus dua putaran pun, itu kan sudah diatur dalam UU, jadi kenapa tidak gitu. Buat saya sih itu ya, karena kan kita lihat konfigurasinya berubah-ubah terus nih, jadi belum ada yang solid, semua wait and see saja, dan ini semuanya masih cair,” pungkas Nurul.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button