Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang menjadi perhatian publik setelah muncul dengan luka di hidung dan goresan di kepala usai timnya membuang keunggulan tiga gol dalam laga Liga Champions melawan Feyenoord.
Guardiola, yang hadir di konferensi pers pascalaga dengan luka tersebut, awalnya menjelaskan sambil tersenyum, “Ya, ini karena kuku saya. Saya ingin melukai diri sendiri,” seraya menunjukkan gerakan cepat ke hidungnya. Pernyataan ini menimbulkan kontroversi, terutama di tengah meningkatnya kesadaran tentang kesehatan mental.
Penjelasan Lebih Lanjut
Dalam unggahan di platform sosial X, Guardiola mempertegas bahwa komentarnya tidak dimaksudkan untuk meremehkan masalah serius terkait melukai diri sendiri. Ia menyebut luka tersebut adalah hasil ketidaksengajaan akibat kukunya sendiri yang tajam.
“Saya terkejut dengan pertanyaan soal luka di wajah saya tadi malam. Cedera ini terjadi karena kuku saya yang tajam secara tidak sengaja,” tulis Guardiola. “Jawaban saya sama sekali tidak dimaksudkan untuk meremehkan isu serius tentang melukai diri sendiri.”
Ia juga menggunakan momen tersebut untuk menyoroti pentingnya mencari bantuan bagi mereka yang menghadapi masalah kesehatan mental. Guardiola mengarahkan perhatian pada hotline Samaritans di nomor 116 123 atau melalui email [email protected] untuk mendapatkan dukungan.
Momen Sulit dalam Karier Guardiola
Klarifikasi ini datang di tengah salah satu periode terburuk dalam karier kepelatihannya. Manchester City, juara bertahan Liga Champions, kini tengah terpuruk dengan lima kekalahan beruntun di semua kompetisi, sesuatu yang belum pernah terjadi sepanjang karier Guardiola.
Puncak dari periode buruk ini terjadi ketika City gagal mempertahankan keunggulan 3-0 hingga menit ke-75 melawan Feyenoord. Laga yang berlangsung di Etihad Stadium itu berakhir dengan skor 3-3, dan berdasarkan data Opta, belum ada tim dalam sejarah Liga Champions yang kehilangan keunggulan tiga gol di menit tersebut dan gagal memenangkan pertandingan.
Kondisi ini diperparah oleh kekalahan memalukan 0-4 dari Tottenham Hotspur di pertandingan sebelumnya. Guardiola kini menghadapi tantangan besar berikutnya, yaitu bertandang ke markas pemuncak klasemen Liga Inggris, Liverpool, pada Minggu mendatang.
Dukungan untuk Guardiola
Pernyataan Guardiola yang kontroversial justru membuka ruang diskusi penting mengenai tekanan mental dalam dunia olahraga. Langkahnya untuk mengklarifikasi pernyataan dan mendorong kesadaran tentang kesehatan mental mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk asosiasi kesehatan dan komunitas suporter.
Sebagai pelatih yang dikenal perfeksionis, Guardiola selalu menuntut hasil maksimal dari timnya. Namun, periode sulit ini menjadi ujian besar tidak hanya untuk sang pelatih, tetapi juga bagi tim Manchester City, yang saat ini menghadapi tekanan besar di tengah ekspektasi tinggi.
Dengan pertandingan melawan Liverpool di depan mata, Guardiola dituntut untuk segera memulihkan semangat timnya dan membawa City kembali ke jalur kemenangan.