Guru Besar Kehutanan IPB University, Sudarsono Soedomo mengatakan, investasi sektor kehutanan sangat minim. Padahal, potensi cuannya cukup menggiurkan. Mungkin dianggap remeh Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani.
Dari total nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negari (PMDN) sepanjang 2020-2022, kata Sudarsono, mencapai Rp3.256 triliun. Porsi investasi sektor kehutanan hanya sebesar Rp28 triliun.
Sementara dari total Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp50.267 triliun pada 2023, investasi sektor kehutanan hanya Rp96 triliun. Investasi sekecil itu berbanding terbalik dengan kawasan kehutanan yang begitu luas.
Sudarsono mengatakan, dari total luas lahan di Indonesia, sebesar dua per tiga merupakan kawasan hutan. Kenyataannya, bisnis hutan alam semakin menyusut, sementara perkembangan hutan tanaman sangat lambat, bahkan boleh disebut mengalami stagnanasi,
“Dengan menguasai dua per tiga lahan, sumbangan sektor kehutanan terhadap PDB (produk domestik bruto) kurang dari 1 persen. Terus kita mau makan apa?” ucap Sudarsono, Senin (30/9/2024).
Sudarsono menambahkan, setiap investasi senilai Rp1 triliun, menyerap 1.500 tenaga kerja. Dengan investasi yang hanya Rp28 triliun, tenaga kerja yang diserap dari sektor kehutanan, sangat kecil. Sekitar 42.000 pekerja
Tanpa perombakan radikal, imbuhnya, kehutanan di Indonesia tidak punya masa depan. Masalahnya, pemanfaatan hutan sering kali terhambat dengan isu deforestasi. Menurut dia, deforestasi tak selalu berkonotasi negatif.
Sebab, mustahil untuk melakukan pembangunan di luar Jawa tanpa terjadi deforestasi. Di Papua, misalnya, pasti akan terjadi deforestasi sebagai akibat pembangunan karena hampir seluruh wilayahnya masih hutan.
“Saya bilang ke orang Papua, kalau ada orang Jawa bilang kalian jangan lakukan deforestasi, bilang saja bahwa Pulau Jawa saja yang harus dihutankan kembali. Biar kami gantian yang membangun. Kita harus jujur pada diri sendiri,” tutur dia.
Pengelolaan sumber daya alam, termasuk sektor kehutanan yang bertanggungjawab dan berkontribusi besar terhadap ekonomi masyarakat sudah banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.
Sudarsono menegaskan, pemanfaatan hutan dalam bentuk hutan tanaman tidak akan berdampak negatif terhadap kelestarian hutan. Industri kayu di Indonesia, misalnya, 70 persen ada di Pulau Jawa. “Sebesar 90 persen bahan bakunya berasal dari hutan tanaman rakyat. Bila hutan tersebut ditanami, semestinya tidak akan ada persoalan kelestarian,” pungkasnya.