News

Habitatnya Tercemar Limbah, Buaya Serang Warga Kepulauan Meranti

habitatnya-tercemar-limbah,-buaya-serang-warga-kepulauan-meranti

Warga Kepulauan Meranti ramai-ramai memburu buaya yang telah menerkam dua orang hingga tewas. Penyerangan buaya terhadap manusia itu terjadi lantaran habitatnya tercemar limbah sagu dan menjadikan buaya tidak bisa hidup di sungai.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Genman S Hasibuan berdasarkan sejumlah bukti yang ditemui di lokasi.

“Ada pengolahan dari sagu yang membuang limbah ke dalam sungai yang mengganggu habitat buaya yang ada di sana,” ujarnya, Selasa (27/12/2022).

Menurutnya, habitat buaya di Kepulauan Meranti telah mengalami gangguan baik oleh limbah maupun yang lainnya. Padahal buaya muara merupakan satwa liar yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, dan Ekosistemnya.

Sehingga siapapun yang memasuki wilayah Indonesia memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap semua jenis satwa liar, termasuk buaya. Karena itu dirinya menyayangkan aksi brutal warga yang membunuh buaya di wilayah tersebut.

“Kami dari BBKSDA Riau mengimbau agar semua pihak, khususnya masyarakat agar tidak anarkis terhadap satwa liar yang dilindungi yang berada di Kepulauan Meranti. Kami juga berharap terutama dunia usaha yang membuang limbah ke dalam sungai agar menghentikannya, lakukanlah pengolahan limbah tanpa harus membuang ke sungai,”

Sebelumnya Senin (26/12/2022) kemarin, seorang pria bernama Slamet Ma’arif (37) ditemukan tewas di Sungai Suir Kiri, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti usai hilang saat mengangkut tual sagu. Korban diduga hilang usai diterkam buaya saat melakukan pekerjaannya.

Dalam pencarian sempat ditemukan seekor buaya, kemudian warga membunuhnya dan dibelah untuk memastikan apakah korban berada di dalamnya. Namun, hasil pembelahan tidak menemukan potongan tubuh korban. Tak berapa lama, barulah korban ditemukan mengambang dalam keadaan meninggal dunia.

Korban lainnya bernama Zainal Bin Tahar (50) juga seorang perakit kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti ditemukan tewas pada hari yang sama di Sungai Desa Penyagun, Kecamatan Rangsang.

Saksi rekan korban sempat melihat buaya dengan panjang kurang lebih 5 meter membawa korban ke arah hulu sungai. Korban yang satu ini akhirnya ditemukan dalam kondisi kedua kakinya sudah terputus akibat terkaman buaya tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button