Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI memastikan target ekspor Indonesia tercapai meski tengah menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat.
Sebagai informasi, Kemendag menargetkan ekspor Indonesia mencapai 294,45 miliar dollar AS atau Rp 4.752 triliun pada 2025.
“Kita tetap akan berusaha semaksimal mungkin mencapai target yang sudah ditetapkan. Kita tidak mencoba mengoreksi menjadi berapa,” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangaan Djatmiko Bris Witjaksono, saat konferensi pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Lebih lanjut dia mengatakan, target ekspor bisa didorong melalui perjanjian-perjanjian baru dengan sejumlah mitra dagang.
Dia mengatakan, salah satu contohnya Indonesia telah mencapai kesepakatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Kanada, alias Indonesia-Canada CEPA.
“Dengan adanya perjanjian-perjanjian yang baru, kami harapkan target yang sudah ditetapkan itu tetap tercapai, termasuk juga dengan perjanjian-perjanjian yang sudah kita miliki sekarang,” ucap dia.
Sebagai informasi, untuk menurunkan tarif impor AS terhadap Indonesia, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyorongkan sejumlah upaya untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS, dengan melakukan peningkatan impor dan pembelian barang dari AS. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Indonesia surplus terhadap AS.
Indonesia akan meningkatkan pembelian barang dari AS, dengan merealokasi sesuai kebutuhan nasional Indonesia untuk pembelian produk energi (migas) dari AS, produk-produk pertanian yang selama ini diimpor dari AS seperti kedelai, gandum, dan lain.
Indonesia juga menawarkan untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang mineral kritis (critical minerals), dan mendorong investasi strategis dengan skema bisnis ke bisnis (B-to-B).
Kemudian di sisi yang lain, Airlangga juga menyampaikan permintaan Indonesia untuk mendapatkan penurunan tarif ekspor dari Indonesia ke AS, khususnya terhadap ekspor top 20 produk utama Indonesia, karena selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor.