Hamas dan Israel kabarnya sepakat melakukan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza, Palestina, agar vaksin polio bisa menjangkau anak-anak di wilayah kantong yang terkepung itu.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Tepi Barat dan Gaza, Rik Peeperkorn, menyebut jeda serangan Israel akan berlaku mulai 1 September 2024. Kesepakatan ini dibagi menjadi tiga fase yang masing-masing berlangsung selama tiga hari.
“Kami punya komitmen awal untuk jeda kemanusiaan di wilayah tertentu selama kampanye,” ujar Peeperkorn saat konferensi pers pada Kamis (29/8/2024).
“Jeda ini akan pertama dilakukan di Kota Gaza tengah selama tiga hari, diikuti Jalur Gaza selatan dan kemudian disusul Jalur Gaza utara,” lanjut dia.
Peeperkorn juga memperingatkan periode tiga hari itu kemungkinan tak akan cukup mencapai vaksinasi yang memadai di Palestina.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan pihak-pihak terkait di Gaza telah menyepakati jika perlu waktu lebih lama untuk vaksinasi maka akan diperpanjang.
“Akan diperpanjang satu hari per zona, atau bahkan lebih jika diperlukan,” ucapnya.
Salah seorang pejabat Israel juga mengonfirmasi jeda kemanusiaan ini. Dia menyebut vaksinasi polio akan dimulai di Jalur Gaza pada 1 September 2024.
Pejabat itu menjabarkan, setiap tahap kampanye vaksinasi diperkirakan akan memakan waktu sekitar tujuh jam, dan selama jam-jam tersebut, vaksin akan dapat memasuki wilayah yang dalam kondisi ‘jeda’ kemudian didistribusikan.
Sementara itu, anggota biro politik Hamas, Basem Naim menyambut baik desakan jeda pertempuran agar kegiatan vaksinasi terlaksana di Gaza.
“Kami siap bekerja sama dengan organisasi internasional untuk mengamankan kegiatan ini,” ujar dia seperti dilansir CNN, Jumat (30/8/2024).
Selama agresi Israel, cakupan vaksin polio di Gaza turun menjadi sekitar 80 persen padahal butuh cakupan lebih dari 90 persen untuk menghentikan wabah di Palestina.
Target kampanye imunisasi ini yakni memvaksinasi sekitar 640 ribu anak di bawah usia 10 tahun dengan masing-masing dua dosis.
Polio sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun, dan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian. Penyakit ini sangat menular dan tidak ada obatnya. Penyakit ini, menurut WHO, hanya bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi.