Kantor media yang dikelola Hamas di Gaza menuding otoritas Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menghalangi keberangkatan kelompok ke-15 pasien dan individu yang terluka melalui perlintasan perbatasan Rafah.
“Penjajah (Israel) terus melanggar perjanjian gencatan senjata, karena menghalangi keberangkatan kelompok ke-15 pasien dan korban luka hari ini dengan menunda penerbitan daftar perjalanan mereka, membuat mereka tidak bisa menyelesaikan prosedur keluar,” kata kepala kantor media Salama Marouf dalam sebuah pernyataan, Minggu (16/2/2025).
Pada Kamis (13/2/2025), kantor media itu melaporkan bahwa hanya ada 452 orang yang terluka dan sakit, beserta 620 pendamping, yang telah meninggalkan Gaza dalam 12 hari operasi di perlintasan Rafah, yang dibuka kembali di bawah perjanjian gencatan senjata.
Menurut pernyataan itu, rata-rata pelancong harian adalah 90 orang, belum memenuhi persyaratan yang diajukan dalam perjanjian, yakni 450 pelancong per hari, termasuk 150 pasien dan individu yang terluka beserta pendamping mereka.
“Masih ada 15.000 orang yang terluka dan sakit di Gaza yang memiliki urgensi untuk melakukan perjalanan guna mendapatkan perawatan di luar Jalur Gaza di tengah krisis obat-obatan dan pasokan medis yang parah akibat blokade dan agresi Israel yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023,” tambah pernyataan itu.
Pada Minggu, otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza memperingatkan dalam sebuah pernyataan tentang krisis oksigen parah di daerah kantong itu setelah Israel menghancurkan 10 stasiun oksigen selama konflik tersebut.
Sejumlah rumah sakit di Gaza menghadapi krisis oksigen yang sangat parah setelah stasiun-stasiun pusat dibakar dan dihancurkan, khususnya di Kompleks Medis Al-Shifa, rumah sakit Al-Rantisi dan Al-Durra, kompleks medis Al-Nasr dan Indonesia, serta stasiun klinik Sheikh Radwan, kata otoritas tersebut.
“Sepuluh stasiun yang hancur itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen di berbagai departemen penting, termasuk ruang operasi, unit perawatan intensif, departemen gawat darurat, dan inkubator neonatal, selain untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah,” ungkap pihak otoritas.
Otoritas Israel melarang stasiun pengisian tabung oksigen memasuki rumah sakit di Gaza, yang akan memperburuk krisis hingga ke level yang mengancam nyawa pasien, kata otoritas kesehatan Gaza, seraya mendesak organisasi internasional dan entitas terkait untuk mengamankan dan memfasilitasi masuknya stasiun pengisian oksigen yang dibutuhkan.
Dalam pernyataan terpisah, otoritas kesehatan itu mengatakan sejumlah rumah sakit Gaza telah menerima tujuh jenazah, dengan enam di antaranya ditemukan di bawah reruntuhan dan satu lainnya baru saja meninggal, bersama dengan lima korban luka-luka dalam 24 jam terakhir.
Berdasarkan data terkini, jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak dimulainya konflik meningkat menjadi 48.219 orang, dengan 111.665 lainnya mengalami luka-luka.