Hamzah “Tommy Hearns” Shreeraz, Pewaris Kejayaan Tinju Muslim Inggris Pasca-Era Amir Khan


Promotor Frank Warren membandingkan Shreeraz dengan salah satu petinju kelas menengah terbaik dalam sejarah. “[Sheeraz] mengingatkan saya pada Tommy “The Hitman” Hearns, dia mungkin memiliki jab terbaik saat ini,” kata Warren. Hearns terkenal pada era 1980-an, pada saat dunia tinju kelas menengah dipenuhi sosok-sosok fenomenal

Riyadh Seasons 2024 menjadi saksi kegemilangan Hamzah Shreeraz menunjukkan diri sebagai bintang petinju muda Muslim dunia. Pada 1 Juni 2024 di Kingdom Arena, Riyadh, Arab Saudi, Shreeraz mengalahkan Austin Williams melalui TKO pada ronde ke-11. Itu membuatnya meraih jadwal bertarung melawan juara WBC, Carlos Adames, pada 22 Februari 2025.

Di ibu kota Arab Saudi itu Shreeraz, petinju Muslim berdarah Pakistan asal London, Inggris, mempertontonkan keahlian bertarung yang sulit ditandingi. Dengan pukulan-pukulan yang terlontar cepat, ronde demi ronde wajar dirasakan Austin “Ammo” Williams sebagai neraka. Akhirnya, setelah sempoyongan mabuk pukulan Shreeraz, petinju yang sebelumnya punya rekor 16-0 dengan 11 kemenangan KO itu terjajar di sudut ring. Wasit Mark Lyson segera menghentikan pertarungan. TKO untuk Shreeraz!  Di luar ring, penonton malam itu dengan jelas meyakini bahwa mereka sedang menyaksikan bintang yang bersinar terang.

Dari Keluarga Atlet

Hamzah Shreeraz lahir di Ilford, London, 25 Mei 1999. Berasal dari keluarga dengan latar belakang olahraga. Ayahnya seorang mantan pemain kriket untuk Gloucestershire, sementara kakek dan pamannya adalah petinju amatir yang sukses. Sang paman pula yang memperkenalkan Shreeraz pada tinju, dan menjadi sosok penting dalam membimbingnya makin lekat dengan dunia keras yang kini menjadi panggilan hidupnya itu.

Sesegera Hamzah berlatih di gym lokal di kota asalnya, potensinya kontan mencuat. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia membangun keterampilan yang luar biasa di usia muda: menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan kecerdasan ring yang mengesankan. Ia juga dikenal mendapatkan pengaruh besar dari Amir Khan, petinju Muslim Inggris yang pernah fenomenal di dunia tinju. Hamzah sering mengutip Khan sebagai inspirasinya, meski keduanya tidak memiliki hubungan langsung.

Di dunia tinju amatir, Hamzah Shreeraz mencatatkan rekor impresif, memenangkan berbagai kejuaraan regional di Inggris. Namun, meski memiliki peluang untuk bersinar di tingkat internasional, termasuk Olimpiade, Hamzah memilih jalur berbeda. “Saya ingin fokus pada jalur profesional lebih awal. Saya tahu tempat saya ada di sana,” katanya dalam sebuah wawancara.

Pilihan itu terbukti tepat. Hamzah memulai debut profesionalnya pada usia 18 tahun pada 2017. Ia mencicip dunia pro dengan bertarung melawan Paul Allison di Brentwood Centre, Essex, dan menang angka mutlak. Ini menjadi awal dari perjalanan tak terkalahkannya di dunia profesional.

Sejak debut profesionalnya, Hamzah telah bertarung 21 kali dengan rekor sempurna: 21 kemenangan tanpa satu pun kekalahan. Dari jumlah tersebut, 17 di antaranya berakhir dengan kemenangan KO, sebuah statistik yang mencerminkan dominasinya di atas ring.

Ada beberapa pertarungan yang menjadi poin-poin penting penampilannya, selain debutnya melawan Allison. Misalnya, kemenangan KO melawan juara Inggris Ryan Kelly (2019) di ronde kelima; kemenangan KO melawan petinju Tangguh Argentina, Francisco Torres (2022); menang KO di ronde keenam, menyungkurkan River Wilson-Bent ke kanvas pada 2022, untuk merebut sabuk WBO European Super-Welterweight; serta kemenangan KO melawan Tyler Denny, yang membawa Hamzah meraih gelar juara Eropa kelas menengah, 2024.

Wajar bila promotor Frank Warren membandingkan Shreeraz dengan salah satu petinju kelas menengah terbaik dalam sejarah. “[Sheeraz] mengingatkan saya pada Tommy “The Hitman” Hearns, dia mungkin memiliki jab terbaik saat ini,” kata Warren. Hearns terkenal pada era 1980-an, pada saat dunia tinju kelas menengah dipenuhi sosok-sosok fenomenal.

Dalam sejarah dunia tinju, era 1980-an hingga awal 1990 dianggap sebagai “golden age” kelas menengah, dengan berkumpulnya para petinju fenomenal, rivalitas yang intens dan banyak laga legendaris yang masih dikenang hingga hari ini. pada saat itu, kelas menengah dunia dihiasi nama-nama yang tercatat dengan tinta emas Sejarah tinju: “Marvelous” Marvin Hagler, Sugar Ray Leonard–juara dunia di lima kelas, termasuk kelas menengah, Thomas “The Hitman” Hearns, juga juara dunia di lima kelas–, Roberto Durán, Michael Nunn, James Toney, Nigel Benn, Chris Eubank, Mike McCallum, dan Iran Barkley.

Hamzah telah membuktikan bahwa ia mampu mengalahkan lawan dari berbagai belahan dunia, termasuk mereka yang memiliki reputasi besar di regional Eropa dan Amerika Latin. Keberhasilan yang menempatkannya di jajaran elit petinju dunia.

Dengan prestasinya itu, kini Hamzah menduduki peringkat tinggi di berbagai badan tinju dunia. Hamzah Shreeraz tercatat pada peringkat 8 IBF dalam kategori Middleweight, peringkat 7 WBA, peringkat 10 WBC, peringkat 5 WBO, dengan sabuk WBO European Super-Welterweight yang dipegangnya.

Hamzah sedang dalam jalur untuk mendapatkan kesempatan bertarung memperebutkan gelar dunia. Kombinasi rekornya yang sempurna dan dominasinya di ring menjadikannya kandidat kuat untuk menantang juara dunia di masa depan.

Keahlian dan Gaya Bertarung

Hamzah Shreeraz dikenal karena gaya bertarungnya yang agresif namun terukur. Dengan tinggi 191 cm, ia memiliki keunggulan fisik yang luar biasa di divisi middleweight. Jangkauan pukulannya yang panjang sering kali menjadi senjata utama, memungkinkan dia untuk menjaga lawannya tetap di jarak aman sambil melancarkan serangan mematikan.

Namun, bukan hanya fisiknya yang membuat Hamzah luar biasa. Ia memiliki IQ tinju yang tinggi, mampu membaca lawan dengan cepat dan menyesuaikan strateginya. Kombinasi ini membuatnya hampir tak terhentikan di atas ring.

Di balik dominasi dan rekornya yang sempurna, Hamzah Shreeraz adalah seorang pemuda yang rendah hati. Dalam banyak kesempatan, ia sering membicarakan pentingnya keluarga dan keyakinan dalam hidupnya.”Segala sesuatu yang saya lakukan adalah untuk keluarga saya. Mereka adalah motivasi terbesar saya,” ujarnya.

Hamzah juga aktif dalam kegiatan sosial, terutama di komunitas etnisnya di Inggris. Ia sering mengunjungi gym lokal untuk memberikan pelatihan gratis kepada anak-anak muda yang bercita-cita menjadi petinju.”Saya ingin menjadi inspirasi bagi mereka yang merasa mimpi mereka terlalu besar. Jika saya bisa melakukannya, mereka juga bisa,” katanya.

Hamzah dengan tegas menyatakan ambisinya untuk menjadi juara dunia dan membawa lebih banyak sabuk ke koleksinya. “Tujuan saya adalah menjadi yang terbaik di dunia, dan saya tidak akan berhenti sampai saya mencapainya,” katanya penuh keyakinan.

Seperti halnya semua petinju hebat, perjalanan Hamzah Shreeraz menuju puncak tidak akan mudah. Ada beberapa nama besar di divisi middleweight yang bisa menjadi lawan beratnya. Petinju seperti Jermall Charlo dan Gennady Golovkin adalah contoh nama-nama yang bisa menguji sejauh mana Hamzah bisa melangkah.

Namun, banyak pengamat tinju percaya, Hamzah memiliki segala yang dibutuhkan untuk mengalahkan lawan-lawan tersebut. Dengan kombinasi fisik, teknik, dan mentalitas pemenang, ia memiliki potensi besar untuk mendominasi divisinya hingga bertahun-tahun ke depan.