Harga Bawang Putih Melonjak, Partai Demokrat Minta Pedagang Nakal dan Tengkulak Ditindak Tegas


Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sartono kecewa dengan kenaikan harga bawang putih yang menjadi kebutuhan masyarakat. Dia menilai harusnya kenaikan ini tidak perlu terjadi, apalagi menjelang Lebaran. 

Atas permasalahan tersebut, Sartono pun meminta agar pemerintah melakukan evaluasi rantai distribusi komoditas ini.

“Perlu ada evaluasi terhadap rantai distribusi dan mekanisme pangan, seperti bawang putih agar harga tetap terkendali. Pemerintah harus memastikan kebijakan perdagangan dan logistik pangan agar mampu melindungi kebutuhan masyarakat tanpa mengorbankan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil, terutama masyarakat,” tutur Sartono kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (29/3/2025).

Sartono mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan sektor terkait sudah menyiapkan satgas pangan terkait dengan temuan tersebut. Dia pun berharap otoritas berwenang dapat langsung menindak tegas pedagang nakal, tanpa ada kompromi sampai ke tengkulak.

“Realitas di lapangan terjadi distribusi yang panjang, biaya logistik yang tinggi, serta fluktuasi pasokan turut berkontribusi pada lonjakan harga di tingkat pedagang. Namun, kami juga tidak bisa menutup mata ada pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk mengambil keuntungan lebih besar, terutama di saat suplai terganggu atau permintaan meningkat,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti satu tantangan utama yang harus diperhatikan pemerintah, yaitu literasi ekonomi dan manajemen usaha di kalangan pelaku pasar tradisional.

Menurutnya, banyak pedagang yang belum memiliki pemahaman mendalam tentang transparansi harga, strategi perdagangan yang berkelanjutan, serta dampak dari praktik menaikkan harga secara berlebihan terhadap daya beli masyarakat.

Akibatnya, mereka lebih mudah terjebak dalam pola mengambil kesempatan dalam kesempitan, tanpa mempertimbangkan stabilitas pasar jangka panjang. Terutama pasti di saat menjelang Lebaran seperti sekarang.

“Kami mendorong pemerintah untuk tidak hanya mengawasi dan menindak oknum yang bermain harga secara tidak wajar, tetapi juga meningkatkan edukasi bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka bisa menjalankan bisnis secara sehat, tanpa harus bergantung pada praktik spekulatif yang merugikan masyarakat luas,” ujarnya.

Saat yang sama, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengakui harga bawang putih mengalami kenaikan, namun lonjakan harga komoditas ini bukan hanya menjelang Lebaran melainkan sejak awal Ramadan.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam keterangan tertulis pada Sabtu (29/3/2025) menjelaskan bawang putih mengalami kenaikan harga yang signifikan mulai awal Ramadhan, dengan kisaran kenaikan harga tertinggi sebesar Rp8.000 per kilogram, khususnya di wilayah Surabaya, Makassar dan Yogyakarta dengan variasi harga jual bawang putih sebesar Rp42.000 sampai Rp47.500/kilogram.

Untuk di pasar modern, kenaikan harga bawang putih signifikan tercatat di wilayah Medan, Lampung, Makassar dan Yogyakarta dengan rentang harga jual berkisar Rp46.000 sampai Rp 63.000 per kilogram.

“Kenaikan harga bawang putih tersebut diduga disebabkan oleh kenaikan harga di tingkat importir dan distributor,” ujar Anggota KPPU Eugenia Mardanugraha