Market

Harga CPO Melambung, Sawit Sumbermas Bidik Produksi dan Penjualan Tumbuh Dua Digit

Seiring melambungnya harga crude palm oil (CPO), emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk menargetkan produksi dan penjualan minyak sawit mentah atau CPO perseroan tumbuh hingga dua digit pada tahun 2022.

Chief Financial Officer (CFO) PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk Jap Hartono mengatakan, perseroan akan mengoptimalkan momentum peningkatan harga CPO yang tinggi untuk memacu produktivitas dan penjualan CPO.

“Perkiraan penjualan dan produksi CPO tumbuh sebesar 8-15 persen tahun ini dari target proyeksi pada 2021,” ujar Jap dalam keterangan di Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Emiten berkode saham SSMS itu membukukan penjualan SSMS pada kuartal III 2021 mencapai Rp3,68 triliun atau naik 34,69 persen dari Rp2,74 triliun pada periode yang sama pada 2020.

Sementara itu, produksi CPO mencapai 340.559 ton, tumbuh 7 persen (yoy) 319.533 ton. Harga jual CPO pada periode itu juga naik menjadi Rp9,3 juta per ton dari sebelumnya Rp7,78 juta per ton.

Proyeksi Produksi Sawit 2022

Adapun, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dalam laporan yang dipublikasikan pada Jumat (11/3) lalu, memproyeksikan produksi sawit pada 2022 mencapai 53,78 juta ton pada 2022. Rinciannya yaitu produksi CPO diproyeksikan sebanyak 49 juta ton dan CPKO (crude palm kernel oil) mencapai 4,97 juta ton. Kemudian, konsumsi sawit domestik pada tahun ini diperkirakan mencapai 19,67 juta ton.

GIMNI mengestimasikan konsumsi sawit untuk kebutuhan sektor makanan (minyak goreng, shortening, margarin) sebanyak 9,35 juta ton, biodiesel 8,1 juta ton, dan oleokimia 2,1 juta ton. Total ekspor produk sawit tahun ini diperkirakan mencapai 34,4 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebagian besar ekspor dalam bentuk produk hilir 31,86 juta ton dan mentah (CPO) 2,54 juta ton.

SSMS bersama perusahaan refinery terafiliasinya, PT Citra Borneo Utama (CBU), saat ini tengah gencar menggelar pasar minyak goreng murah yang didistribusikan langsung ke masyarakat.

Corporate Secretary SSMS Swasti Kartikaningtyas mengatakan, langkah SSMS itu bertujuan untuk menyokong kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri serta membantu masyarakat mendapatkan minyak goreng murah.

“Langkah ini juga bentuk komitmen nyata SSMS dan PT CBU guna memasok kebutuhan minyak goreng di dalam negeri,” ujar Swasti.

SSMS berharap hal itu akan semakin memudahkan akses masyarakat memperoleh minyak goreng. PT CBU hingga Selasa ini memasok minyak goreng kepada masyarakat melalui operasi pasar murah sebanyak 150.200 liter.

PT CBU telah menggelontorkan minyak goreng kemasan seharga Rp11.500 per liter yang didistribusikan langsung kepada masyarakat. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat agar lebih mudah memperoleh minyak goreng dengan harga yang lebih terjangkau.

Swasti menambahkan, PT CBU yang merupakan perusahaan hilirisasi sawit yang mengelola bisnis hilir minyak kelapa sawit, seperti pemurnian dan perdagangan minyak kelapa sawit. Ke depannya, manajemen SSMS dan PT CBU berancang-ancang untuk merealisasikan aksi korporasi.

“PT CBU diproyeksikan untuk melaksanakan penawaran perdana saham atau IPO di tahun 2022 ini,” kata Swasti.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button