Harus Bayar Utang Rp9 Triliun dan Klaim Gunvor Rp5,6 Triliun, Keuangan PGN Terseok-seok

Manajemen PT PGN Tbk (PGAS) dibuat pusing Gunvor Singapore Pte Ltd yang menolak jurus force majeure yang diajukan pada November 2023. Ada potensi PGN harus bayar triliunan rupiah.

“Direksi PGN saat ini, sedang diuji sejauh mana kemampuannya dalam menyelesaikan persoalan besar yang sedang dialami,” kata Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Selasa (20/2/2024).

Kata Yusri, jelas-jelas PGN sedang bermasalah dan terancam diklaim kerugian oleh Gunvor. Klaim itu bisa mencapai US$360 juta, atau setara Rp5,61 triliun. Data ini diungkapkan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Bob Setiadi, dikutip dari Bloomberg Technoz, 13 Februari 2024.

“Mereka pasti kebingungan. Sebab LNG yang harusnya sangat dibutuhkan untuk memenuhi kontrak dengan Gunvor, menurut Dirut PGN, Arief Hondoko dalam rilis resmi PGN, malah dijual ke China sebanyak 7 kargo LNG, pada 9 Februari 2024,” kata Yusri.

Mungkin, lanjut Yusri, PGN tidak memiliki kuasa atas kargo LNG tersebut. Dengan kata lain, PGN bertindak sebagai calo alias broker. Dan, LNG yang berasal dari Petronas Bintulu Dan dijual ke CNTIC China.

Padahal, kata Yusri, PGN diwarisi kerugian triliunan rupiah oleh direksi laya yakni, Hendy Priyo, Danny Praditya dan Dino Seno Widagdo yang sekarang di MIND ID, serta Jobi Triananda Hasjim di Sucofindo.  Potensi kerugian di PGN itu merupakan temuan BPK yang telah dilaporkan ke KPK pada April 2023.

Sejatinya, kata Yusri, ada masalah berat yang dihadapi PGN. Yakni, jatuh tempo pinjaman pada pertengahan Mei 2024, sebesar US$592 juta. Terdiri dari surat utang (bond) PGN sebesar US$396 juta. “Dan, bond Saka Energi sebesar 196 juta dolar AS,” ungkap Yusri.

Tak hanya itu, lanjut Yusri, ada masalah pelik lainnya, yakni gagalnya pengiriman LNG ke Gunvor sebagaimana tertuang dalam Master Sales Purchase Agreement (MSPA) dan Confirmation Notice (CN) yang ditandatangani kedua belah pihak di Jenewa pada 30 Juni 2022.

Antara Direksi PGN Haryo Yunianto dan Heru Setiawan dengan Co Head of LNG Trading Gunvor, Ksenia Alleyne yang dihadiri Direktur Keuangan Pertamina Holding, Emma Sri Martini di Jenewa, Swiss.

Untuk itu, kata Yusri, perlu kiranya menjadi perhatian dari Ernst Young (EY), sebagai auditor publik yang telah di tunjuk RUPS PGN, untuk bisa memastikan dampak resiko transaksi LNG dengan Gunvor pada hasil audit laporan keuangan tahun buku 2023. 
 

Sumber: Inilah.com