Market

Harus Tutup 20 Outlet, Kaesang tak Kebal Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 membuat banyak usaha terpuruk bahkan gulung tikar. Hal ini pun dialami Kaesang Pangarep, putera bungsu Jokowi yang juga pengusaha.

Dikenal sebagai pendiri GK Hebat mengaku terpaksa menutup hampir sebagian usahanya selama pandemi COVID-19.

Kaesang mengakui, dalam rangkaian pertemuan PBB High Level Political Forum on Sustainable Development ECOSOC 2022 (HLPF ECOSOC 2022) yang digelar atas kerja sama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan Pemerintah Republik Indonesia, di New York, AS, dikutip Sabtu (9/7/2022).

“Dari 100 outlet yang ada, kami harus menutup 40 outlet dan fokus pada outlet yang tersisa. Bahkan kami terpaksa memilih antara menyelamatkan Ternakopi atau fokus pada SangPisang. Dan kami memilih menutup Ternakopi dan fokus pada SangPisang,” ujar dia.

Acara yang mengusung tema ‘Promoting Partnership and Digitalization in the Creative Economy: From Survival to Thriving in the Post-Pandemic Recovery’ ini menghadirkan panelis ahli dari berbagai negara, juga perwakilan perusahaan teknologi seperti Sea ltd.

Dalam kesempatan tersebut, Kaesang menceritakan pengalaman sebagai pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang ikut terkena dampak pandemi COVID-19.

Kaesang mengatakan dirinya harus mulai membangun strategi baru untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Salah satunya dengan memanfaatkan platform digital.

“Dulu 90 persen penjualan dilakukan secara offline dan 10 persen online. Sekarang, kita sudah bisa mengandalkan penjualan online,” kata dia.

Selain itu, Kaesang menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan yang positif di antara pelaku UMKM dan juga korporasi.

Selama rangkaian HLPF ECOSOC 2022 di PBB, Kaesang juga sempat bertemu dengan Presiden ECOSOC Collen Vixen.Dalam pertemuan tersebut Kaesang yang dampingi Dubes dan Wakil Tetap RI di PBB Arrmanatha Nasir membahas adaptasi bisnis UMKM untuk bisa bertahan di masa pandemi, salah satunya melalui digitalisasi.

Duta Besar dan Wakil Tetap RI untuk PBB, Arrmanatha Nasir, mengatakan di Indonesia, ekonomi kreatif dan UMKM memiliki kontribusi hingga 70 persen terhadap GDP atau produk domestik bruto Indonesia.

“Potensi besar ekonomi kreatif dan UMKM perlu didorong oleh semangat kemitraan dan kolaborasi, khususnya antara perusahaan digital dan para pelaku ekonomi kreatif,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button