Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkap kunci kesuksesan di balik kemenangan tiga kali berturut-turut (hattrick) partai berlogo banteng moncong putih ini. Kemenangan PDIP diraih karena adanya kekuatan kolektif yang menyatu dengan rakyat.
“Maka, meskipun terjadi pergeseran pemilu mengarah kepada aspek-aspek elektoral personifikasi itu menjadi dominan dan praktik-praktik politik yang liberal,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Hasto menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) rela melawan hukum dengan menghalalkan segala cara. Tindakan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan hukum dan sumber daya negara.
“Tetapi setidaknya dari proses kelembagaan partai yang dilakukan menunjukkan PDI Perjuangan mampu bertahan sebagai pemenang Pemilu tiga kali berturut-turut,” ujarnya.
Dengan demikian, capaian tersebut berhasil mematahkan efek Jokowi, atau Jokowi effects, yang digadang-gadang bakal menggembosi suara PDIP.
Hasto justru menyinggung bahwa yang berhasil menggaet masyarakat bukan sosok Jokowi, melainkan berbagai kebijakan yang untuk menarik perhatian masyarakat.
“Jadi, yang ada bukan Jokowi effect tetapi adalah bansos effect, penggunaan aparatur negara effect, intimidasi effect, itu yang terjadi,” tuturnya.
Sebagai catatan, perolehan kursi partai politik bisa berubah apabila total raihan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya memenuhi ambang batas parlemen. Berdasarkan hasil resmi KPU, PPP total memperoleh 5.878.777 suara atau 3,87 persen dari total suara sah nasional.
Berikut daftar prediksi perolehan kursi delapan parpol yang lolos ke Senayan:
1. PDI Perjuangan: 110 kursi (18,97 persen)
2. Golkar: 102 kursi (17,59 persen)
3. Gerindra: 86 kursi (14,83 persen)
4. NasDem: 69 kursi (11,9 persen)
5. PKB: 68 kursi (11,72 persen)
6. PKS: 53 kursi (9,14 persen)
7. PAN: 48 kursi (8,28 persen)
8. Demokrat: 44 kursi (7,59 persen).
Leave a Reply
Lihat Komentar