News

Helen Prisela, Korban Tewas ke-132 Tragedi Kanjuruhan Sempat Cuci Darah karena Infeksi Paru-paru

Helen Prisela (21) korban tragedi Kanjuruhan, yang sempat menjalani perawatan selama 10 hari di RSUD Saiful Anwar dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (11/10/2022), pukul 14.25 WIB, karena menerima luka dan trauma serius. Dengan berpulangnya Helen maka jumlah korban tewas akibat tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan mencapai 132 orang.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan data korban tewas telah divalidasi sejak pukul 17.00 WIB. Korban yang usianya masih produktif harus berpulang lantaran mengalami multiple trauma ekstra kranial (banyak trauma di luar kepala), peritoneal bleeding (perdarahan dalam perut) dan sepsis (infeksi luas).

“Pasien sudah sempat dilakukan cuci darah insidental (CRRT),” kata Dedi, membeberkan hasil pemeriksaan dokter yang merawat korban, yakni dr Syaifulloh Ghani Sp OT Wadiryan RSSA.

Dia melanjutkan, korban yang diketahui warga Dusun Banjar Patoman RT 2 RW 4 Desa Amandanom Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, datang ke RSUD Saiful Anwar pada Minggu (2/10/2022) dengan status pasien luka sedang dan sempat menjalani perawatan di ruang Ranu Kumbolo. Empat hari di sana baru dipindahkan ke ruang ICU.

Dedi menuturkan untuk data korban luka belum mengalami perubahan. Sebanyak 607 orang yang menjalani perwatan 532 diantaranya menderita luka ringan, 49 orang luka sedang, dan 26 orang luka berat.

Secara terpisah, spesialis anastesi konsultan ICU RSUD Saiful Anwar, dr Arie Zainul Fatoni, yang turut merawat Helen membeberkan pasien mengalami oksigenasi ke paru-paru sehingga mengalami gagal napas akut. Hal ini disebabkan pasien mengalami cedera pada luar paru-paru akibat trauma yang mengakibatkan komplikasi cedera paru-paru.

“Kami ucapkan belasungkawa terhadap meninggalnya Helen Prisela pukul 14.25 WIB, karena mengalami oksigenasi yang ke paru-parunya sangat jelek, sehingga mengalami gagal napas akut,” kata Arie.

Menurutnya, korban sejak dirawat di RSUD Saiful Anwar Kota Malang tersebut sudah dalam kondisi menuju kritis. Seiring berjalannya waktu, kondisi korban memburuk termasuk mengalami pendarahan pada organ bagian dalam.

“Sejak masuk sudah dalam kondisi agak kritis, namun, dalam perjalanannya didapatkan perburukan. Karena masuk sudah dengan multi trauma, kemudian ada pendarahan di organ dalam,” katanya.

ICU RSUD Saiful Anwar sejauh ini masih merawat sebanyak lima orang korban tragedi Kanjuruhan. Sementara pada ruang HCU saat ini masih dirawat empat orang korban.

“Untuk di ICU ada lima korban yang dirawat, sedangkan di HCU ada empat, dua diantaranya akan melaksanakan operasi, namun kami pastikan kondisinya stabil dulu,” ujar dr Arie.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button