Hangout

Hepatitis B Sering Menyerang Ibu Hamil hingga Bayi Baru Lahir

Ada tiga penyakit menular seksual di antaranya Human Immunodeficiency Virus (HIV), Sifilis, dan yang terakhir ada Hepatitis B. Hepatitis B memiliki dua cara penularannya, yang pertama secara vertikal dan yang kedua secara horizontal.

Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril menjelaskan penularan secara vertikal melalui ibu ke anak, lalu secara horizontal penularannya melalui hubungan seksual.

“Penularan Hepatitis B secara vertikal dan horizontal, kalau vertikal itu ditularkan dari ibu ke anak, sementara penularan secara horizontal itu melalui hubungan seksual bisa ke sesama jenis atau lawan jenis, transfusi darah serta dari jarum suntik,” kata Syahril kepada media, Jakarta, Sabtu (20/05/2023).

Ia menambahkan bahwa penularan secara vertikal lebih mendominasi mencapai 90-95 persen kasus, dibandingkan secara horizontal hanya 5-10 persen kasus yang ada di Indonesia

Syahril mengungkapkan hal ini harus menjadi perhatian kita semua untuk menangani masalah penyakit menular seksual berdasarkan yang tertuang dalam UU No 35 Tahun 2014 tentang kesehatan pasal 46 agar menghindari penyakit tertular dari ibu ke anak yang ada di kandungannya. Menurut data yang dimiliki kemenkes ada dua persen setiap tahunnya ibu hamil positif terjangkit Hepatitis B.

“Data menunjukan ibu hamil yang positif Hepatitis B konsisten sebanyak dua persen setiap tahunnya. Pada tahun 2022 terdapat 50.744 ibu hamil positif Hepatitis. Kemudian sebanyak 35.757 bayi lahir dari ibu yang positif Hepatitis B,” ucap dr. Syahril.

Kemudian ia menambahkan ada sebanyak 34.533 bayi yang sudah mendapatkan imunisasi HB0 dan HBg kurang dari 24 jam setelah bayi itu lahir, namun dari jumlah tersebut hanya 27 persen bayi atau 9.329 yang di tes HBsAg pada usia 9-12 bulan dan didapati sebanyak 135 bayi yang masih positif Hepatitis.

Jika dilihat dari kelompok umur, prevalensi Hepatitis B di Indonesia pada usia produktif sebesar 7,5-8 persen. Sementara prevalensi anak usia 1-4 tahun yang positif hepatitis sebanyak 4,2 persen.

Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa pemberian vaksin Hepatitis B secara lengkap dan tepat dapat menurunkan prevalensi Hepatitis B, akan tetapi masih terdapat masalah yang harus dihadapi bagi pasien yaitu risiko untuk menjadi sirosis dan hepatoma serta masih belum ada obat yang efektif.

‘Pemberian vaksin Hepatitis B secara lengkap dan tepat dapat menurunkan prevalensi Hepatitis B. Tetapi masih terdapat permasalahan yang harus dihadapi pasien yaitu risiko untuk menjadi sirosis dan hepatoma serta belum ada pengobatan yang efektif,” ujarnya

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button