News

Hilangkan Jejak Digital, Sejumlah Ajudan Ferdy Sambo Ganti Ponsel Setelah Pembunuhan

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan ponsel sejumlah ajudan Irjen Ferdy Sambo diganti pada tanggal 10 Juli 2022 atau dua hari setelah pembunuhan Brigadir J atau Nopriyansah Yosua Hutabarat.

Hal itu diungkapkan saat rapat terbuka bersama Komisi III DPR di Gedung Nusantara II DPR RI. Taufan menyebutkan beberapa ponsel ajudan sempat diganti pada Minggu, (10/7/2022) untuk menghilangkan rekam jejak digital.

“Beberapa ADC (ajudan) diambil HP-nya, tanggal 10 kira-kira jam 01.00 WIB pagi mereka dikasih HP baru. Saudara Richard atau Bharada E tanggal 19 diambil oleh Mako Brimob dikasih lagi HP-nya,” kata Taufan, Senin (22/8/2022).

Taufan menyebutkan bahwa percakapan yang ada dari tanggal 10 hingga 19 Juli 2022 dihilangkan dan terdapat upaya-upaya untuk membangun skenario di dalamnya.

“Dari HP yang antara tanggal 10 sampai 19, ada upaya-upaya membangun skenario yang jawaban-jawaban seperti siap komandan. Tapi dari tanggal 10 ke belakang sampai tanggal 8 belum ditemukan,” sambung Taufan.

Tidak hanya itu, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam juga menyebutkan bahwa percakapan yang ada pada tiga grup WhatsApp yang menjadi catatan bagi Komnas HAM turut terbasmi dari upaya obstruction of justice ini.

“Enggak cuma HP yang hilang tapi juga percakapan jejak digitalnya juga enggak ada. Ada beberapa grup Whatsapp dalam catatan kami, ada tiga grup Whatsapp yang itu dulunya pernah ada terus enggak ada karena HP-nya ganti. Terus ada tapi yang (tanggal) 10 ke bawah itu terus enggak ada lagi komunikasinya,” jelas Anam.

Atas dasar inilah, Anam menyebutkan bahwa grup WhatsApp ini perlu dilacak. Anam juga menyinggung bahwa dalam peristiwa ini tidak hanya HP Brigadir J saja yang hilang, namun juga beberapa HP ajudan yang lain turut hilang.

“Jadi fisik Hp-nya ini tiba-tiba enggak ada. Enggak hanya HP-nya yosua, kalau HP-nya Yosua sampai sekarang juga belum ketemu,” sambung Anam.

Tidak hanya itu, Anam juga menyebutkan bahwa ketika proses penyelidikan ia dijelaskan bahwa HP yang sedang ia periksa ditenggarai milik Brigadir J. Namun, Anam meragukan hal tersebut karena dari keterangan yang ia dapatkan dari Keluarga Brigadir J, model HP-nya tidak seperti yang diberikan kepada komnas HAM.

“Ini yang ditenggarai kayak HP-nya Yosua, padahal dari keterangan yang kami peroleh di Jambi HP-nya Yosua tidak model kayak begini. HP-nya Yosua tuh ada Samsung, terus ada HP cina tapi modelnya tidak seperti ini. Ini HP yang seolah-olah ini HP-nya Yosua yang tidak bisa dibuka,” jelas Anam.

Hingga kini Komnas HAM sama sekali tidak tahu mengenai keberadaan HP bermerek Samsung 8 milik Brigadir J. Karena saat proses penyerahan barang milik Brigadir J dari Kapolda Jambi, HP ini tidak ada di dalamnya.

“Jadi HP yang penting ini tidak masuk dalam rombongan barang yang diberikan kepada pihak keluarga, sehingga sampai sekarang HP itu tidak jelas keberadaannya,” kata Anam.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button