Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno menyambut baik rencana pembatasan distribusi BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.
Namun, politikus PAN ini, mengingatkan agar kebijakan ini disosialisasikan dengan baik ke masyarakat. Agar tidak menimbulkan keresahan yang berdampak kepada antrean panjang di SPBU.
“Jika memang Agustus nanti akan dilakukan pembatasan, tentu akan kita sambut dengan baik. Tetapi pesan kami agar kebijakan ini dikomunikasikan dan disosialisasikan dengan baik,” ucap Eddy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).
“Karena apa? Karena masyarakat jangan sampai resah, seakan-akan subsidi dibatasi termasuk bagi mereka yang membutuhkan juga, misalnya angkot, ojek online, UMKM, (padahal) enggak,” sambungnya.
Ia mengakui, DPR sudah menyuarakan evaluasi terkait BBM bersubsidi ini sejak tiga tahun yang lalu. Terlebih 80 persen pengguna pertalite dan solar subsidi adalah masyarakat yang tidak berhak sehingga penyaluran BBM ini tak tepat sasaran.
“Ini nanti payung hukumnya akan direvisi supaya kemudian mencatatkan kriteria, siapa saja yang berhak untuk mendapatkan subsidi dan apa sanksinya, bagi mereka yang tetap membeli BBM bersubsidi atau menjual BBM bersubsidi tersebut,” ujarnya.
Selain agar tepat sasarannya distribusi BBM bersubsidi ini, Eddy menyebut anggarannya pun dapat dialokasikan untuk sektor pembangunan ekonomi yang lain atau menguatkan bansos di bidang yang lain.
“Solusinya memang tidak bisa tidak (dibatasi), energi terbarukan ini hanya akselerasi, karena ini kan kita masih mengimpor BBM dan impor BBM itu memakan biaya yang besar,” tutur Eddy.
“Belum lagi harga BBM itu fluktuatif ya mengikuti harga ICP, termasuk juga sekarang kalau kita nilai harga tukar dolar rupiah yang begitu kuat, semakin besar beban kita,” lanjut dia.
Oleh karena itu, ia berharap sumber energi dalam negeri misalnya solar panel surya, angin harus dikuatkan, termasuk juga adanya tambahan campuran bauran. Contohnya saja pertalite dicampur dengan bioetanol.
“Sekarang kita sudah mengenal B35 untuk biodiesel. Nah itu harus dikuatkan, karena otomatis bisa menurunkan volume daripada impor kita. Jadi saya kira ini yang harus ditingkatkan bauran energi terbarukannya,” tandasnya.