Market

Hindari Krisis dan Inflasi Tinggi, Ini Jurus Kementan Genjot Produksi Pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong produktivitas pangan melalui program jalan usaha tani (JUT). Agar Indonesia bisa lepas dari potensi krisis pangan.

Mentan Syahrul mengapresiasi program JUT yang diinisiasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementan, terbukti membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian.

Mungkin anda suka

“Program JUT bertujuan mempermudah akses para petani dalam memperluas jalur distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan pendapatan petani,” kata Mentan Syahrul, Jakarta, dikutip Senin (19/12/2022).

Dia mengatakan, seluruh negara perlu memberikan prioritas

kepada sektor pertanian. Tidak boleh ada negara yang mengalami masalah pangan. Serta, tidak boleh ada negara yang menutup negaranya, sehingga memantik kerusakan ekosistem pangan yang ada sekarang.

Sementara, Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil, menambahkan, program JUT ini, bertujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, dampak pandemi COVID-19. “Ditjen PSP menyalurkan bantuan, salah satunya melalui wujud pembangunan jalan pertanian di berbagai daerah dengan pengupayaan tenaga kerja padat karya,” kata Ali.

Dia mengatakan, program JUT sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor bahan pangan. Salah satunya ada di Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

“Jika jalan tidak bagus, ketika panen petani akan kesulitan mengakses jalan. Perawatan alat mesin pertanian (alsintan) maupun sarana dan produksi pertanian (saprodi) juga akan kesulitan. Dengan dibangunnya JUT sangat memudahkan dalam mobilitas sehingga mampu menekan biaya produksi pertanian,” kata Joko Nur Cahyono, Sub Koordinator Pengelolaan Lahan, Air, dan Pembiayaan bidang Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Kepata Center Makro Ekonomi dan Keuangan Indef, M RizalTaufiqurahman mengtakan, kontribusi sektor pertanian jika dilihat dari trennya, termasuk sektor yang tidak goyang saat krisis. Kalau pun terjadi penurunan produksi, lebih banyak disebabkan iklim. Semisal, curah hujan ekstrim berpengaruh terhadap

produksi pertanian.

Menurut BPS, kata dia, komoditas cabai, bawang merah serta ikan, berkontribusi besar terhadap inflasi. Harga bergejolak hingga 7,47 persen, sedangkan inflasi inti sebesar 2,86 persen.

“Peningkatan produksivitas ini menjadi tantangan untuk meningkatkan produksi. Pentingnya bantuan bibit karena menjadi input produksi di sektor pertanian. Bantuan benih yang bermutu hortikultura cabai rawit, cabai besar, dan bawang merah memberikan dorongan terhadap jumlah produksi,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button