Hizbullah Klaim Kirim Rudal Balistik ke Markas Mossad di Dekat Tel Aviv


Hizbullah mengatakan telah menembakkan rudal balistik yang menargetkan markas besar badan mata-mata Israel Mossad di dekat Tel Aviv, Rabu (25/69/2024) merespon lebih banyak serangan udara Israel di Lebanon. Sistem antirudal Iron Dome milik Israel pun harus bekerja ekstra.

Ini adalah pertama kalinya Hizbullah mengklaim serangan rudal balistik sejak pertempuran hampir setahun dengan Israel dimulai setelah sekutu Palestinanya, Hamas, melakukan serangan pada 7 Oktober 2023. “Perlawanan Islam meluncurkan rudal balistik ‘Qader 1’ pada pukul 6.30 pagi pada hari Rabu, 25-9-2024, yang menargetkan markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

“Markas besar (Mossad) ini bertanggung jawab atas pembunuhan para pemimpin dan ledakan pager serta perangkat nirkabel,” tambahnya, mengacu pada serangan minggu lalu yang menewaskan banyak orang di Lebanon termasuk seorang komandan tinggi.

Israel melancarkan serangan udara lebih lanjut di sejumlah wilayah di sekitar Lebanon setelah serangan awal pekan ini yang menewaskan sedikitnya 558 orang dalam hari kekerasan paling mematikan sejak perang saudara 1975-1990.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel hari Rabu menewaskan 15 orang, termasuk di daerah pegunungan di luar benteng tradisional Hizbullah. Menurut pejabat Lebanon, ratusan ribu warga sipil telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan dan timur untuk menghindari kekerasan antara militan yang didukung Iran dan Israel.

Nour Hamad, seorang mahasiswa berusia 22 tahun di kota Baalbek, Lebanon, menggambarkan kehidupan dalam keadaan teror sepanjang minggu. “Kami menghabiskan empat atau lima hari tanpa tidur, tidak tahu apakah kami akan bangun di pagi hari,” katanya. “Suara pemboman itu sangat menakutkan, semua orang takut. Anak-anak takut, dan orang dewasa juga takut.”

Di Tel Aviv, sirene berbunyi setelah peluncuran rudal Hizbullah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dicegat oleh militer Israel. “Situasinya sulit. Kami merasakan tekanan dan ketegangan. Ini sudah berlangsung lama,” kata penduduk Tel Aviv, Hedva Fadlon, 61 tahun, kepada AFP.

Musuh lama Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam baku tembak hampir setiap hari sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Serangan itu memicu perang di Gaza yang telah menarik sekutu Hizbullah dan kelompok bersenjata lain yang didukung Iran dari seluruh Timur Tengah, termasuk Yaman dan Irak.

Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan “sebagian besar, jika tidak semua” dari 558 orang yang tewas dalam serangan udara Israel pada hari Senin adalah warga sipil tak bersenjata di rumah mereka.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat mengenai krisis di New York, sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan situasinya kritis.

Hizbullah mengklaim 18 serangan terhadap Israel Selasa (24/9/2024), sementara militer Israel mengatakan kelompok yang didukung Iran itu menembakkan sekitar 300 roket melintasi perbatasan. Hizbullah juga mengonfirmasi klaim Israel bahwa mereka telah membunuh komandan pasukan roket mereka Ibrahim Kobeissi dalam serangan terhadap ibu kota Lebanon.

Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib, yang hadir di majelis PBB, mengatakan jumlah warga Lebanon yang mengungsi telah melonjak hingga hampir 500.000 sejak Israel meningkatkan kampanye militernya. Seorang pejabat keamanan di negara tetangga Suriah mengatakan kepada AFP sekitar 500 orang telah melintasi perbatasan untuk melarikan diri dari pemboman tersebut.