Pemimpin kelompok Houthi Yaman, Abdul Malik al-Houthi, memberi Israel tenggat waktu hingga awal pekan depan agar mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza atau pihaknya akan melanjutkan operasi angkatan laut melawan Israel.
Mengutip Anadolu Agency, Sabtu (8/3/2025), al-Houthi menuduh Israel mengingkari komitmen berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, dalam pidato yang dipublikasikan oleh TV Al-Masirah yang dikelola Houthi.
Ia menambahkan bahwa Israel ‘berusaha untuk kembali ke kebijakan genosida melalui kelaparan di Gaza’, dan menekankan bahwa hal itu ‘tidak dapat ditoleransi’.
“Kami akan memberikan tenggat waktu empat hari bagi para mediator (gencatan senjata),” kata pemimpin Houthi tersebut.
“Setelah itu, kami akan melanjutkan operasi angkatan laut kami melawan musuh Israel, jika mereka terus mencegah bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza dan terus menutup penyeberangan sepenuhnya.”
Sejak November 2023, Houthi di Yaman telah meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap target-target Israel dan kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai “solidaritas untuk Gaza,” imbuhnya.
Pada awal pekan ini, Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza karena PM Benjamin Netanyahu menolak untuk memulai negosiasi tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata tiga tahap antara Tel Aviv dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Serangan brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023 yang menewaskan lebih dari 48.400 jiwa dan melukai 111.800 lainnya serta membuat daerah kantong itu hancur, dihentikan sementara berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlaku pada 19 Januari lalu.