Hangout

IDAI Ungkap Hipertensi pada Anak Dapat Mengakibatkan Kerusakan Organ Saat Dewasa


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi pada anak saat ini kerap dijumpai. Penyakit ini mampu menjadi sebab kerusakan organ tubuh saat dewasa. 

“Hipertensi dewasa itu bisa dimulai dari masa anak-anak, bahkan kalau dimulai dari masa anak-anak maka pada masa dewasanya akan terjadi kerusakan pada organ-organ seperti jantung, susunan saraf pusat seperti stroke,” ujar Dokter dan Konsultan Nefrologi Anak, Heru Muryawan pada temu media virtual, Jakarta, Rabu (07/02/2024). 

Di Indonesia hipertensi anak terjadi dari usia 6 – 18 tahun, dengan persentase 3,11 persen – 4,6 persen dari kasus global. 

Angka ini memperkirakan setidaknya ada 19 orang dari 100 anak yang mengalami tekanan darah tinggi di Indonesia. 

Dalam pencatatannya, penyakit ini lebih sering dialami oleh anak laki-laki dengan persentase sebesar 15 – 19 persen, sedangkan anak perempuan hanya sebesar 7 – 12 persen. 

Menurut konsultan penyakit ginjal anak ini, hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi dua. 

Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit ginjal, pembuluh darah, jantung, saraf, hormon, hingga psikologis. 

Namun, dari semua faktor itu penyakit ginjal masih mendominasi sebab penyakit darah tinggi pada anak. 

“Pada anak-anak itu penyebab tekanan darah tinggi itu ada 5,9 persen itu sebagian besar karena ginjal,” ujarnya. 

Maka, tidak mengherankan jika hipertensi anak tidak ditangani, komplikasi organ bisa terjadi saat dirinya dewasa. Sebagaimana, penyakit-penyakit pendorong tekanan darah tinggi ini juga akan memburuk.

Selain penyebab-penyebab di atas, Heru juga menyebutkan bahwa hipertensi bisa  terjadi karena faktor genetik, jantung lemah, atau kurangnya aktivitas.

“Menonton TV 3 jam per hari, berisiko 6 – 7 kali kenaikan tekanan darah,” ucapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button