Hangout

I Made Janur Yasa, Penggagas Gerakan Tukar Sampah Plastik Mendunia

I Made Janur Yasa adalah anak bangsa yang namanya berkibar dan berhasil meraih penghargaan bergengsi di Amerika Serikat. Dia menjadi salah satu yang mendapatkan penghargaan di CNN heroes ke-15. Dia adalah sosok yang berhasil masuk dalam nominasi yang terpilih di CNN heroes tersebut.

I Made Janur Yasa berhasil menarik perhatian dengan gagasannya menjadi penggerak the Plastic Exchange.

Gerakan the Plastic Exchange adalah suatu hal inisiatif yang sifatnya tidak memaksa untuk penduduk desa di Bali. Mereka dapat menukar sampah plastik dengan beras melalui sistem barter.

Penghargaan yang baru-baru ini dia terima langsung diunggah pada akun instagram @theplasticxchange. Di sana, namanya jadi perhatian dan juga gerakannya menggaung mendunia. Rasa bangga pun terlihat sangat jelas.

“Terima kasih kepada para Pahlawan yang telah kami temui dalam perjalanan ini, yang telah menginspirasi kami dengan TINDAKAN mereka, kami akan kembali ke Bali dengan inspirasi dari waktu kami bersama Anda,” seperti dikutip dari akun instagram @theplasticxchange, pada unggahan video dan foto-foto I Made Janur Yasa saat meraih penghargaan CNN heroes ke-15, ditulis di Jakarta, Sabtu, (18/12/2021).

I Made Janur Yasa Bergerak saat pandemi COVID-19 menyerang perekonomian Bali

Pandemi COVID-19 berdampak pada segala lini sektor. Terlebih sektor pariwisata. Bali sebagai daerah yang terkenal dengan industri pariwisata maju, membuat masyarakat dalam pedapatan hariannya bergantung pada sektor tersebut.

Melihat banyak masyarakat terpuruk, I Made Janur Yasa adalah sosok yang tergerak untuk membantu mereka yang terdampak. Hal tersebut dengan cara menukar sampan plastik dengan beras.

Gerakan Plastic Exchange ini sudah dilakukan sejak Mei 2020. Gerakan ini mulai dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19 yang sangat berat dilalui masyarakat.

Saat ini, program Plastic Exchange sudah menyebar ke 200 banjar di seluruh Bali.

Tergugah karena sampah plastik semakin parah

Dia juga menceritakan tentang gagasan membuat program Plastic Exchange tersebut bermula dari keprihatinannya terhadap sampah plastik yang kian hari semakin parah.

Agar tidak terus menjadi sorotan yang buruk dari Bali, maka dibuatlah terobosan yang dimulai di desanya sendiri. Hal ini juga bertujuan untuk membantu kebutuhan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

“Saya mulai berpikir membantu warga di banjar saya dulu, untuk ikut berbuat baik. Jadi, konsepnya di sini tidak hanya terus memberi. Karena kalau terus diberi, nanti mentalnya bisa jadi pengemis,” terang I Made Janur Yasa seperti dikutip dari NusaBali.

Satu kilogram sampah ditukar dengan satu kilogram beras

Masyarakat yang mengumpulkan sampah plastik kecil seperti kulit snack, sedotan, per satu kilogram mendapat satu poin yang bisa ditukarkan dengan satu kilogram beras. Ini juga bisa ditukar dengan gula atau minyak goreng.

Sedangkan jika mengumpulkan plastik ember, karung bekas, dan pipa, per tiga kilogram mendapat satu poin. Ini juga bisa ditukar dengan satu kilogram beras.

“Saya buat program ini sifatnya tidak memaksa, siapa pun yang bersedia, silakan ikut,” katanya.

Pria tersebut juga tidak menyangka program yang digagasnya justru berdampak positif bagi banyak orang. Hal ini juga tentu sangat bermanfaat untuk lingkungan di sekitar Bali.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button