News

Identik Berbasis NU, PKB Disebut “Aman” di Pemilu 2024

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) disebut sebagai partai politik yang menyandang status “aman”. Dengan kata lain, partai ini tetap bisa meraup perolehan suara lumayan dalam Pemilu 2024.

Hal itu terungkap dari temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyangkut survei bertema Mengecilnya Partai Berbasis Islam . LSI Denny JA menyebut, PKB sebagai partai papan tengah dengan elektabilitas 8,0 persen.

“Nah PKB ini menarik karena partai ini berada di papan tengah dengan kategori perolehan (suara) 4-10 persen,” kata Peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Timur, Jumat (17/3/2023).

Ade menjelaskan, total ada empat partai yang terkategori papan tengah. Selain PKB, LSI Denny JA menyebut Partai Demokrat dengan elektabilitas 5,0 persen, PKS 4,9 persen, dan NasDem 4,4 persen.

Menurut Ade, eksistensi PKB tak terlepas dari para pemilihnya yang identik berbasis Nahdlatul Ulama (NU).

“Kita lihat sejarahnya NU agak konflik dengan PKB. Tapi, PKB ini terlanjur identik pemilihnya, massanya berbasis NU, kami prediksi PKB akan aman di Pemilu 2024,” ujar Ade memaparkan.

Meski begitu, keidentikan PKB dengan NU ini dinilai tak otomatis berlaku bagi Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang berniat ikut berkompetisi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sukses atau tidaknya Cak Imin dalam pilpres tergantung dari koalisi yang terbentuk.

“Kalau kita lihat PKB sudah punya masa kultural yang memang pemilihnya ini berkaitan dengan NU. Kalau PKB sendiri aman tapi kita lihat koalisi yang terbentuk jika Cak Imin nyalon,” ujar Ade menambahkan.

Sebelumnya, LSI Denny JA merilis temuan surveinya yang dilakukan pada 4 hingga 15 Januari 2023 terkait Mengecilnya Partai Berbasis Islam dengan metodologi sampling multi-stage random sampling. Menggunakan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia dengan wawancara secara tatap muka (face to face interview).

Adapun Margin of error (MoE) survei ini sebesar +/- 2.9 persen. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button