Market

IHSG Anjlok, Kekayaan Low Tuck Kwong Justru Naik jadi Rp61,16 Triliun

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok pada perdagangan awal pekan ini. IHSG anjlok 319 poin atau 4,42 persen ke level 6.909,75 pada penutupan perdagangan Senin (9/5/2022).

Anjloknya IHSG ini berimbas juga kepada para konglomerat Indonesia karena saham perusahaannya merosot tajam. Seperti orang terkaya Indonesia yakni Robert Budi Hartono dan saudaranya Michael Bambang Hartono paling besar terkena imbas anjloknya IHSG ini.

Dua bersaudara itu yang merupakan pemilik mayoritas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dalam perdagangan pekan ini saham BBCA tercatat anjlok. Bahkan saham BBCA nyaris menyentuh Auto rejection Bawah (ARB) dengan penurunan 6,46 persen ke level 7.600 per saham pada penutupan perdagangan.

Dengan anjloknya ini, mengakibatkan kekakayaan duo pemilik Grup Djarum ini juga tergerus masing-masing sebesar 5,76 persen atau US$1,3 miliar, setara Rp18,89 triliun (kurs Rp14.534).

Berdasarkan data Forbes real time billionaires pada Senin (9/5), nilai kekayaan Budi Hartono sebesar US$22,0 miliar atau setara Rp319,7 triliun dan kekayaan Michael Hartono sebesar US$21,2 miliar atau setara Rp308,1 triliun.

Selain itu, kekayaan pemilik CT Corps yakni Chairul Tanjung juga menyusut akibat anjloknya IHSG pekan ini. Kekayaan CT panggilan akrab Chairul Tanjung turun 4,11 persen atau setara US$351 juta atau setara Rp5,1 triliun. Saat pasar tutup kekayaan bersih CT sebesar US$8,2 miliar atau setara Rp119,1 triliun.

Hal yang sama juga terjadi kepada pemilik PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Prajogo Pangestu. Saat ini kekayaan Prajogo menyusut 2,50 persen atau setara US$ 140 juta atau setara Rp2,03 triliun. Kini kekayaan bersih Prajogo sebesar US$5,5 miliar atau setara Rp79,9 triliun.

Namun nasib berbeda terjadi kepada pendiri dari PT Bayan Resources Tbk (BYAN) salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara , Low Tuck Kwong.

Meski IHSG anjlok, tapi kekayaannya justru meningkat 10,31 persen menjadi US$4,2 miliar atau setara Rp61.169 triliun (kurs Rp14.564).

1. Robert Budi Hartono US$22,0 miliar (-5,76 persen)
2. Michael Hartono US$21,2 miliar (-5,76 persen)
3. Chairul Tanjung US$8,2 miliar (-4,11 persen)
4. Sri Prakash Lohia US$6,3 miliar (+0,14 persen)
5. Prajogo Pangestu US$5,5 miliar (-2,50 persen)
6. Low Tuck Kwong US$4,2 miliar (+10,31 miliar)
7. Eddy Kusnadi Sariaatmadja US$3,8 miliar (-6,91 persen)
8. Theodore Rachmat US$3,3 miliar (-2,22 persen)
9. Wijono & Hermanto Tanoko US$3,2 miliar (-2,01 persen)
10. Martua Sitorus US$2,8 miliar (-1,87 persen). [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button