IHSG Anjlok Terdalam di Asia, Sri Mulyani Sebut Gara-gara Pasar tak Percaya Kinerja BUMN


Hari ini, jantung para pemilik saham dibuat berdegub kencang. Lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 6 persen ke posisi 6.076,08 pada penutupan sesi I. 

Tak ingin jatuh lebih parah, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (trading halt). Indeks LQ45 juga terkoreksi 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.

Atas kejadian ini, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani ikutan buka suara, bongkar-bongkaran pemicu meredupnya IHSG. “Untuk tadi pergerakan saham, tentu juga kita melihat dari sisi global dan nasional, dibandingkan. Apakah ada faktor yang sifatnya khusus di dalam negeri dibandingkan regional maupun global,” kata Sri Mulyani di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Dari dalam negeri, Sri Mulyani mendengar adanya pernyataan dari sejumlah pelaku pasar terkait lunturnya kepercayaan terhadap sejumlah BUMN. Hal ini terlihat dari pergerakan saham-saham perusahaan pelat merah yang anjlok signifikan beberapa waktu belakangan.

Ke depan, kata Sri Mulyani, tata kelola BUMN harus bisa lebih baik agar investor pasar modal tak lagidianda kekhawatiran.

Hal ini, kata Sri Mulyani, sudah disampaikannya kepada BUMN maupun BPI Danantara agar tata kelola perusahaan bisa lebih profesional dan transparan.

“Kami menyampaikan pesan ke BUMN dan juga Danantara yang nanti mengelola BUMN itu, bahwa kepastian pengelolaan BUMN secara profesional, transparan, seperti yang selama ini Presiden Prabowo sampaikan. Itu menjadi prinsip yang akan terus dilakukan,” kata Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga meminta agar para pejabat masing-masing BUMN juga ikut menjelaskan pengelolaan perusahaan ke masyarakat. “Dan tentu manajemen dari BUMN-BUMN tersebut juga bertanggung jawab untuk bisa menjelaskan kepada masyarakat sehingga mereka juga memiliki tingkat kepercayaan terhadap perusahaan tersebut,” imbuhnya.

Sementara, untuk perusahaan swasta yang sahamnya terpuruk, Sri Mulyani menilai masing-masing harus menjelaskan dan meyakinkan masyarakat bahwa fundamental perusahaan masih kuat.

“Kalau ada perusahaan swasta yang bergerak cukup dalam hari ini, tentu itu spesifik mengenai perusahaan tersebut. Namun saya tegaskan bahwa pondasi dari perusahaan-perusahaan go public harus terus di-update ke market, sehingga market punya assessment terhadap valuasi yang fair dan baik, itu merupakan kewajiban kita bersama,” pungkasnya.

Asal tahu saja, anjloknya IHSG pada hari ini, adalah yang terdalam dibandingkan indeks lainnya di kawasan Asia. Bahkan, IHSG sempat merosot lebih dari 3,4 persen sebelum sedikit mereda.

Indeks Nikkei 225 di Jepang, misalnya, melesat 1,44 persen, sementara indeks saham di Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) juga mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,04 persen dan 1 persen.