Kanal

Daun Kelor Versus Ginseng

Dunia telah mengenal ginseng selama berabad-abad sebagai pengobatan herbal. Indonesia yang juga memiliki banyak sumber herbal tampaknya tak mau kalah. Kementerian Kesehatan siap mengangkat tanaman kelor yang memiliki banyak manfaat untuk bersaing dengan ginseng.

Ginseng sudah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Akar tanaman ini memiliki sederet manfaat dalam membantu penyembuhan hingga pencegahan penyakit. Mulai dari mengatasi peradangan, mengurangi kelelahan, hingga mengobati disfungsi ereksi. Rempah ini biasa diolah menjadi aneka minuman dan makanan sehat, yang juga lezat.

Indonesia juga memiliki banyak jenis pengobatan herbal salah satunya tanaman kelor atau Moringa Oleifera. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut daun kelor kaya akan gizi dan berkhasiat sebagai obat, sehingga ia ingin kelor dapat menjadi tanaman herbal khas Indonesia serupa ginseng yang terkenal dari Korea.

“Saya ingin ngimbangin seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” kata Budi dikutip dari situs resmi Kemenkes, Senin (6/3/2023).

Menkes mengingatkan NTT merupakan salah satu wilayah dengan tumbuhan kelor paling banyak dijumpai di Indonesia. Karena itu ia meminta Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan penelitian terhadap tumbuhan kelor secara serius.

Menurut Menkes Budi tumbuhan kelor memiliki daun, biji, dan akar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, daun kelor kaya akan nutrisi, seperti protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Khasiat yang dimiliki kelor, lanjut Budi, membuat daun kelor sering digunakan sebagai bahan makanan atau suplemen nutrisi untuk membantu mencegah atau mengatasi berbagai penyakit.

Selain daunnya, biji kelor menurutnya juga memiliki banyak manfaat. Biji kelor mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati. Minyak biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik atau obat-obatan.

Kelebihan lainnya, kelor juga memiliki potensi sebagai sumber pangan alternatif untuk mengatasi masalah kelaparan di daerah-daerah terpencil.

Budi menyebut kandungan nutrisi yang tinggi pada kelor, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat membantu mengatasi kekurangan gizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat setempat.

“Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia, kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya supaya bisa diterima di kalangan internasional,” ujar Budi.

Terkenal bermanfaat fisik dan metafisik

Di kampung-kampung di Indonesia, selama ini orang mengenal daun dan pohon kelor terkait erat dengan urusan metafisik. Daun dan pohon ini terkenal bisa mengusir guna-guna, bahkan makhluk halus.

Daun kelor juga sudah terkenal sejak dulu di Tanah Air. Bahkan ada peribahasa nenek moyang yang menyebut-nyebut tanaman ini yakni ‘dunia tak selebar daun kelor’ yang artinya jangan cepat berputus-asa karena masih banyak yang lain. Atau biasanya bila seseorang ditolak cintanya oleh pujaan hatinya, jangan berputus asa, masih perempuan atau lelaki lain yang bisa dijadikan kekasih.

Daun kelor juga sudah sejak dulu dikenal ibu-ibu sebagai makanan lezat. Biasanya ibu-ibu menjadikan daun kelor sebagai sayur bening. Tak hanya lezat tapi juga bermanfaat mengingat kandungan yang ada dalam daun kelor memiliki segudang kebaikan bagi kesehatan. Tak heran jika daun kelor mendapat julukan sebagai super food.

Laman Healthline pernah menulis, daun kelor memiliki kandungan vitamin C, kalsium, kalium, protein hingga zat besi, yang berperan penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Tak mengherankan apabila masyarakat dunia menggunakan daun kelor sebagai bagian dari banyak pengobatan tradisional.

Manfaat daun kelor yang paling terkenal adalah mencegah radikal bebas. Radikal bebas dalam tubuh apabila tidak diimbangi dengan antioksidan, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis dalam tubuh, seperti hipertensi hingga penyakit jantung.

Manfaat lainnya adalah mengatasi diabetes. Kencing manis merupakan salah satu penyakit akibat tingginya kadar gula darah. Penyakit ini akan sangat membahayakan bila tidak kita atasi dengan baik. Proses lanjutan kelebihan gula darah dapat menimbulkan masalah kronis, seperti penyakit jantung hingga stroke.

Cara mengatasi penyakit diabetes salah satunya mengonsumsi daun kelor. Kandungan senyawa berupa isothiocyanate pada tanaman ini berfungsi efektif menurunkan kadar gula darah. Sebuah penelitian menunjukkan, seseorang yang mengonsumsi setidaknya 50 gram daun kelor dapat membantu menurunkan kadar gula darah sebanyak 21 persen.

Daun kelor juga sangat baik untuk mencegah peradangan. Zat yang terkandung di dalamnya memiliki efek antiinflamasi yang berfungsi efektif meredakan peradangan. Selama ini orang sering menganggap enteng peradangan. Padahal bila tidak kita atasi dengan baik, peradangan dapat memunculkan penyakit kronis, seperti penyakit jantung hingga kanker.

Bagi Anda yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan bisa menggunakan pengobatan alternatif daun kelor. Kandungan senyawa berupa isothiocyanate dalam daun kelor dapat berfungsi membantu menurunkan berat badan. Selain itu kandungan bioaktif pada daun kelor juga berperan penting mencegah gangguan metabolisme.

Manfaat daun kelor yang tak kalah penting lainnya adalah meningkatkan kekebalan tubuh. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah maka akan dengan mudah terserang penyakit. Kekebalan menjadi sangat penting saat pandemi COVID-19. Orang yang memiliki kekebalan tubuh yang kuat akan terhindar dari berbagai macam penyakit. Salah satu cara meningkatkan sistem imunitas tubuh adalah mengonsumsi daun kelor.

Kandungan nutrisi asam amino pada daun kelor berperan penting untuk menjaga sistem pencernaan tubuh. Selain itu, kandungan nutrisi daun kelor juga berfungsi efektif memperbaiki segala proses pertumbuhan dalam tubuh.

Fakta lainnya adalah daun kelor mengandung protein, vitamin C hingga zat besi yang berperan penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan melindungi dari kerusakan sel. Dengan begitu, daun kelor dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis, seperti jantung. Mengonsumsi daun kelor secara rutin dan teratur sangat efektif menurunkan risiko penyakit kanker.

Sebagaimana kanker, penyakit jantung juga merupakan penyakit pembunuh di dunia. Sudah seharusnya kita melakukan upaya pencegahan sejak dini. Cara yang cukup efektif dalam mencegah penyakit ini adalah mengonsumsi daun kelor. Daun kelor memiliki kandungan zat besi, kalsium serta efek antioksidan yang dapat secara efektif membantu mencegah penyakit jantung.

Efek samping

Pada dasarnya, mengutip Very Well Health, konsumsi kelor disebut cukup aman. Hal ini telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian, di mana efek samping yang dilaporkan terbilang sedikit dan cenderung nihil. Namun, ada juga beberapa penelitian lain yang menemukan bahwa kelor juga bisa memicu beberapa masalah jika dikonsumsi berlebih atau sembarangan.

Sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal Phytotherapy Research menemukan bahwa asupan kelor berlebih dapat menyebabkan peningkatan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat memicu hemokromatosis.

Hemokromatosis merupakan kondisi kelebihan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat meracuni organ yang bisa memicu banyak masalah seperti sirosis hati. Riset tersebut menyarankan agar masyarakat tidak mengonsumsi kelor lebih dari 70 gram per hari.

Selain itu, kelor juga disebut bisa memengaruhi pencernaan. Mengutip Healthifyme, kelor diketahui memiliki sifat pencahar. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, kelor dapat memicu sakit perut, meningkatnya gas dalam pencernaan, hingga diare.

Kelor tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Bahan kimia tertentu yang ditemukan pada akar, bunga, dan kulit kayu tanaman kelor ditemukan dapat menyebabkan kontraksi rahim pada ibu hamil. Sementara pada ibu menyusui, beberapa kandungan dalam kelor diduga tidak baik untuk bayi.

Kontroversi lainnya dari daun kelor adalah jangan mengonsumsi bagian akar kelor. Spirochin, senyawa alkaloid yang ditemukan dalam akar kelor, memiliki sifat racun. Spirochin bisa menyerang saraf dan membuatnya lumpuh. Mengutip Medicine Net, konsumsi berlebih akar kelor dapat menyebabkan kelumpuhan.

Kita berharap daun kelor yang disebut-sebut dalam peribahasa ‘dunia tak selebar daun kelor’ benar-benar dapat dikenal dunia yang lebih luas, tidak hanya selebar daun kelor sehingga bisa mengalahkan kepopuleran ginseng sebagai pengobatan herbal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button