Market

IHSG Diprediksi Naik Tipis, Waspadai Kenaikan Tajam Imbal Hasil Obligasi

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (4/1/2022) diprediksi menguat terbatas seiring penguatan bursa Dow Jones dan beberapa harga komoditas. Namun, sentimen negatif datang dari kenaikan tajam imbali hasil obligasi akibat peningkatan kasus baru Omicron.

Edwin Sebayang Head of Research MNC Sekuritas mengatakan, pembukaan Bursa Efek Indonesia oleh Presiden Jokowi kemarin membuahkan hasil yang manis. “Sebab, IHSG di awal tahun 2022 menguat sebesar 1,27 persen,” katanya dalam riset dikutip Selasa (4/1/2022).

Mungkin anda suka

Di hari kedua awal tahun 2022, diperkirakan Edwin, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya tetapi terbatas. Potensi penguatan tersebut seiring naiknya Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) sebesar 0,68% serta menguatnya harga beberapa komoditas, seperti minyak 0,71%, batu bara 3,98% dan crude palm oil sebesar 2,86%.

Di lain pihak, kata dia, yang patut dicermati adalah terjadinya kenaikan yield obligasi yang cukup tajam untuk tenor 2 tahun sebesar 5,98% serta yield tenor 10 tahun yang naik lebih tajam lagi sebesar 9,26%.

“Kenaikan tajam itu sebagai dampak meningkatnya kasus baru akibat Omicron serta antisipasi naiknya FFR setelah Taper Tantrum selesai,” papar dia.

Sentimen negatif yang sama, lanjut Edwin, adalah naiknya yield obligasi yang juga menumbangkan harga emas sebesar 1,59%. “Ini merupakan kejatuhan terbesar per hari selama satu bulan terakhir,” ucapnya.

Laju IHSG diperkirakan berada dalam kisaran support 6.625 dan resisten 6.720. “Rekomendasi beli saham SAMF, ISAT, SRTG, EMTK, AKRA, ACES, BBTN, ANTM, BSDE, dan ADHI dengan syarat dan ketentuan berlaku,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button