Market

IHSG Merangsek Naik Menuju 7.200, Enam Saham ini Wajib Masuk Portofolio

Secara fundamental, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini masih bertenaga menuju 7.000-7.200 dan 7.500 hingga akhir 2022. Ekspektasi tersebut lantaran positifnya pandangan pasar terhadap kinerja emiten untuk full year 2021.

“IHSG hingga akhir tahun ini bisa menguat ke 7.500,” kata Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe kepada Inilah.com di Jakarta, akhir pekan lalu. Enam saham berkapitalisasi besar mendapat rekomendasi positif untuk masuk dalam gerbong penguatan IHSG menuju target-target tersebut. Saham apa saja?

Mungkin anda suka

Pada perdagangan Jumat (4/2/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan dengan penguatan 47,540 poin (0,71%) ke posisi 6.731,391. Level tertingginya di 6.731,391 atau menguat 47,540. Sedangkan terendahnya berada di 6.685,404 atau menguat 1,553 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya di 6.683.

Menurut Kiswoyo, baik pelemahan maupun penurunan IHSG secara harian susah dicari penyebabnya belakangan ini. “Yang ada malahan jadi kayak cari alasan untuk membuat penyebab yang pas, dipaspasin,” ujarnya.

Ia menangkap kesan bahwa jika IHSG naik, maka pelaku pasar mencari berita-berita yang positif. Begitu juga saat indeks saham domestik mengalami penurunan. “Kalau IHSG turun yang mereka cari adalah news jelek,” papar dia.

Ia mencontohkan saat tren kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron mencatatkan angka yang tinggi. “Kemarin, waktu IHSG turun alasannya karena korona naik tinggi, maka IHSG turun. Sekarang saat korona naik lebih tinggi IHSG-nya malah hijau kan?” timpal dia. “Jadi, kalau menurut saya gerakan IHSG harian enggak bisa kita cari penyebabnya.”

Pada Minggu (6/2/2022), Indonesia mencatat sebanyak 36.057 kasus baru COVID-19. Total kasus aktif kini sebanyak 188.899. DKI kembali menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 15.825. Jawa Barat menyusul dengan total 7.603 kasus, kemudian Banten dengan total 4.649 kasus.

Optimisme tentang Kinerja Keuangan Emiten

Namun demikian, Kiswoyo optimistis dengan kinerja emiten untuk full year 2021. Laporan keuangan emiten-emiten dari sektor perbankan dengan kapitalisasi pasar yang besar menjadi penanda bagusnya kinerja emiten secara keseluruhan.

Sebab, bagusnya kinerja perbankan merefleksikan bagusnya kinerja sektor-sektor lain. “Laporan keuangan bank-bank besar, seperti BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI bagus-bagus,” ungkap Kiwoyo.

Untuk full year 2021, BCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun sepanjang 2021 atau tumbuh 15,8 persen secara tahunan. Sedangkan BNI mencatat laba bersih Rp10,89 triliun atau tumbuh 232,2 persen.

Begitu juga dengan BRI yang mampu membukukan laba bersih Rp32,215 triliun atau tumbuh 76 persen. Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp28,03 triliun atau tumbuh 66,8 persen.

Karena itu, Kiswoyo optimistis IHSG menuju 7.000-7.200 secara fundamental dan 7.500 hingga akhir 2022.

Ditanya saham-saham berkapitalisasi besar apa yang potensial menopang penguatan IHSG ke level-level tersebut, menurut dia, IHSG itu seperti timbangan. Kadang naik tinggi karena terjadi penguatan di saham BBRI dan kadang karena penguatan saham BBCA.

“Hanya Tuhan dan para bandar gede yang tahu jawabannya,” tukasnya seraya berseloroh.

Saham-saham Pilihan

Di atas semua itu, Kiswoyo menyodorkan saham-saham pilihannya seiring target fundamental IHSG di harga-harga wajar tersebut. Ini dapat menjadi bahan pertimbangan para investor di bursa saham. Saham-saham tersebut adalah:

  1. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan target harga di 5.500;
  2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga di 8.600;
  3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan target harga di 5.000;
  4. Saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga di 7.500;
  5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga di Rp8.200;
  6. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan target harga di Rp8.600.

“Untuk saham BBRI dan ASII bisa langsung masuk. Untuk yang lainnya tunggu koreksi dulu,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button