Iklan Ramadan Perusahaan Kuwait Viral, Kecam Rencana Pembersihan Etnis Trump di Gaza


Raksasa telekomunikasi Kuwait, Zain, telah merilis iklan televisi Ramadan terbarunya dengan menyampaikan pesan berani terhadap rencana pembersihan etnis Gaza dan perampasan tanah yang kontroversial dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Iklan ini pun menjadi viral.

Iklan Zain pada Ramadhan ini menyoroti ketangguhan dan tekad Palestina untuk membangun kembali Gaza, menyusul munculnya rencana Trump untuk “mengambil alih” Jalur Gaza dan memindahkan hampir dua juta warga Palestina yang tinggal di sana ke negara-negara tetangga secara permanen. 

Mengutip The New Arab (TNA), kemarin, video dibuka dengan munculnya seorang gadis muda yang membawakan balada penuh makna tentang Palestina, bernyanyi: “Aku hanya membuka mataku untuk melihatmu, tanahku. Dari tanah liatmu, jiwaku muncul, tatapan kita saling bergandengan.”

Gadis itu terlihat berjalan melintasi pecahan kaca dan puing-puing, sambil mengibarkan bendera biru bertuliskan: “Mari kita menyanyikan perdamaian rohani yang merangkul perdamaian nasional.”

Seorang pemain Irak bergabung dengannya selama pertunjukan, dengan penuh semangat menyatakan pengabdiannya kepada tanah air Palestina. “Di hatiku, tanahku telah menemukan tempatnya. Kami tidak akan mati untuk menghidupinya, kami memberinya kehidupan dan tanah pun membalas kebaikannya,” katanya.

Video tersebut kemudian menampilkan pidato Maria Hanoun yang berusia empat tahun dari Kota Gaza, yang sebelumnya menjadi viral karena secara langsung menentang rencana pemindahan Gaza yang diajukan Trump. Dalam klip yang dibagikan secara luas, dia bertanya: “Jika saya meminta Anda meninggalkan rumah dan tinggal di Mesir atau China, apakah Anda akan menerimanya?”

Dalam iklan Zain, Hanoun menyampaikan pesan kuat lainnya – kali ini untuk didengar dunia: “Saya tidak akan meninggalkan tanah air saya hanya untuk menyenangkan orang lain. Tandai kehadiran saya, pantainya, dan lautannya.”

Bagian refrain dalam video tersebut memperkuat tema kebanggaan Palestina, dengan suara-suara bangga menyanyikan “tanahku, tanahku, tanahku”, sebuah frasa yang diulang berkali-kali saat anak-anak sekolah bergegas ke kelas melalui lorong-lorong sempit dari sekolah yang dihancurkan. Anak-anak lain berkumpul di sekitar panci maqlooba, hidangan tradisional Palestina yang terbuat dari lapisan daging, nasi, dan sayuran goreng. 

Iklan tersebut dipenuhi dengan gambaran solidaritas pro-Palestina yang mencolok, dari lilin kue ulang tahun yang berbentuk seperti peta Palestina hingga penabuh drum yang mengenakan syal bermotif semangka. Sosok manusia yang kuat membentuk wujud pohon zaitun yang menyebar, melambangkan identitas dan ketahanan Palestina yang mengakar kuat.

Pernyataan penutup video tersebut menyampaikan teguran langsung terhadap usulan kontroversial Trump: “Tanah ini tidak untuk dijual, tidak diukur dalam kaki tetapi dalam hasta.” Hasta, satuan ukuran kuno yang didasarkan pada panjang dari siku hingga ujung jari tengah, melambangkan komitmen teguh warga Palestina untuk melindungi tanah mereka dengan cara apa pun. “Akar kami masih berdiri, kesepakatanmu abad ini, debu, di pasir, dan di Riviera, tenggelam oleh tanganmu sendiri.”

Mendapat Banyak Pujian

Warga banyak yang memuji iklan viral tersebut di media sosial. Seorang pengguna di X (sebelumnya Twitter) menyatakan: “Iklan Ramadan 2025 Zain berani dan hebat! Membela Gaza dan menolak rencana apa pun untuk menghapus identitasnya.”

Mereka melanjutkan: “Media yang memiliki hati nurani adalah apa yang kita butuhkan!”

Di YouTube, seorang penonton berkomentar bahwa video tersebut menggambarkan bagaimana “Ramadhan tahun ini terasa berat bagi Gaza, tanpa meja-meja yang biasa digunakan untuk berkumpulnya keluarga dan tetangga, tanpa gelak tawa anak-anak, tanpa kehangatan rumah yang biasa dipenuhi kehidupan”.

“Banyak di antara mereka yang biasa menghiasi malam-malamnya telah meninggal dunia, tak hadir di meja-meja iftar, namun ruh mereka tetap ada, dan cahaya mereka tak pernah padam,” imbuh mereka.

Tahun lalu, kampanye iklan Ramadan Zain juga membahas perang di Gaza, dengan fokus pada penderitaan anak-anak Palestina di tengah serangan dahsyat Israel di wilayah tersebut.