Sejumlah perwakilan media berkumpul di luar Pusat Pers Korea Selatan di Seoul pada Rabu (4/12/2024) pagi waktu setempat. Mereka membawa spanduk dan banner bertuliskan ‘Pemimpin Pemberontakan Yoon Suk-yeol Segera Mundur!’
“Ini bukan sekadar kritik, kami sedang melancarkan perang terhadap Presiden Yoon Suk-yeol,” kata salah satu orator, seperti dikutip The Korea Herald.
Puluhan jurnalis dan pejabat dari aliansi delapan organisasi media besar berkumpul dalam apa yang mereka sebut konferensi pers darurat.
Mereka memandang dekrit status militer itu, meski cuma enam jam, menimbulkan kekacauan dan mempertanyakan prinsip-prinsip demokrasi Korsel.
Korsel baru saja mengalami peristiwa politik paling dramatis sejak 44 tahun usai Yoon menerapkan status darurat militer. Dia mengatakan langkah itu untuk mencegah kekuatan anti-negara merusak tatanan demokrasi Korsel.
Status darurat militer ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Tak lama setelah keputusan itu, para anggota parlemen Korsel berdatangan ke gedung Majelis Nasional. Tercatat, sekitar 190 anggota hadir. Mereka membahas status darurat militer dalam sidang pleno dan sepakat untuk menolak.
Setelah itu, Yoon menggelar rapat kabinet dan sepakat mencabut status tersebut, sekitar 6 jam usai darurat militer diumumkan.