Mobil mewah BMW P 805 terjun bebas dari ujung jalan tol yang belum tersambung di Gresik, Jawa Timur, Sabtu (5/4) pukul 22.00 WIB. Kejadian ini terekam kamera dan viral di media sosial. Penyebab utamanya: petunjuk arah dari aplikasi Google Maps yang diduga menyesatkan pengemudi.
Kasat Lantas Polres Gresik AKP Rizki Julianda menjelaskan, pengemudi BMW bernama Moch Rudie Heru Komandono (62) mengemudi dari arah Krian menuju Bunder (selatan ke utara) dan mengikuti petunjuk dari Google Maps yang secara keliru mengarahkan mobilnya ke ruas tol yang belum tersambung. Di lokasi, terdapat barrier penutup, namun masih ada celah yang bisa dilalui satu mobil. Heru nekat melintas dan mobilnya melaju tanpa hambatan hingga terbang sejauh 12 meter ke jalanan di bawahnya.
“Meski ada barrier, pengemudi menerobos karena ada celah yang cukup dimuat satu mobil,” kata Rizki. Beruntung, area di bawah tol yang menjadi titik jatuh mobil sedang kosong dan tidak ada korban jiwa. Heru dan penumpangnya, Endang Sri Wahyuni (48), hanya mengalami luka ringan.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan akibat kesalahan navigasi dari aplikasi seperti Google Maps. Pada November 2024 lalu, tiga pria di Bareilly, India, tewas setelah mobil mereka jatuh dari jembatan yang belum selesai dibangun karena mengikuti arahan dari Google Maps. Sementara itu, di Amerika Serikat, seorang pria bernama Philip Paxson meninggal dunia setelah mobilnya masuk ke sungai lantaran diarahkan melewati jembatan yang sudah ambruk sembilan tahun sebelumnya.
Di Indonesia, meski belum ada gugatan hukum terkait, insiden Gresik menunjukkan urgensi pembenahan sistem navigasi digital dan perlunya kesadaran pengguna untuk tidak bergantung penuh pada teknologi.
Pihak Google hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi atas insiden di Gresik. Namun, dalam kasus serupa di India dan AS, Google menyatakan akan bekerja sama dengan otoritas lokal untuk memperbaiki sistem pemetaan mereka.
Pakar keamanan digital pun mengingatkan, pengguna sebaiknya selalu memverifikasi rute, terutama ketika melewati jalan-jalan baru atau belum dikenal. Di sisi lain, pemerintah dan pengelola jalan tol juga diminta menutup akses jalan yang belum resmi dibuka secara total untuk mencegah pengemudi masuk secara tidak sengaja.
Dengan semakin bergantungnya masyarakat pada teknologi navigasi, kombinasi antara akurasi data, pengawasan infrastruktur jalan, dan edukasi pengguna menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.