Dalam sebuah studi inovatif, tim ilmuwan China mengungkap mekanisme bertahan hidup dari kehidupan misterius di Palung Mariana, tempat terdalam di lautan Bumi.
Menggunakan spesimen yang dikumpulkan oleh kapal selam laut dalam berawak China, yakni Fendouzhe (Pekerja Keras), tim peneliti tersebut dapat mengungkap strategi adaptasi baru dan potensi sumber daya mikroorganisme, krustasea, dan spesies ikan di lingkungan ekstrem, demikian menurut tiga makalah yang diterbitkan di jurnal Cell edisi 7 Maret 2025.
Palung Mariana merupakan jurang yang gelap dan dingin yang kedalamannya mencapai hampir 11.000 meter dengan tekanan 1.100 atmosfer dan dulunya dianggap sebagai ‘zona tanpa kehidupan’. Pada 10 November 2020, Fendouzhe mencapai palung tersebut dan mengungkap ekosistemnya yang melimpah.
Tim ilmuwan tersebut telah mengidentifikasi lebih dari 7.500 genom representatif dari mikroorganisme prokariotik di tingkat spesies, hampir 90 persen di antaranya merupakan yang baru yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. Keanekaragamannya sebanding dengan total keanekaragaman mikroba laut yang diketahui secara global.
Mereka juga menemukan bahwa amphipoda, invertebrata yang mirip seperti udang, memiliki genom empat kali lebih besar daripada genom manusia.
Studi terhadap genom 11 spesies ikan laut dalam di Palung Mariana mengungkapkan bahwa akumulasi sejenis asam lemak dapat membantu ikan tersebut beradaptasi dengan lingkungan bertekanan tinggi.
Hasil penelitian tersebut telah memperluas pemahaman manusia tentang ekosistem laut hingga ke kedalaman 10.000 meter. Selain itu, gen, struktur, dan fungsi biologis yang baru ditemukan dapat memberikan pendekatan inovatif untuk mengatasi krisis sumber daya hayati global