Peneliti di Queensland Brain Institute (QBI) telah menemukan pengobatan potensial untuk Alzheimer yang dapat memulihkan memori, tanpa obat agresif atau pembedahan. Temuan terbaru memberi harapan besar bagi penderita penyakit ini.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, hampir 7 juta warga di AS hidup dengan Alzheimer. Jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi hampir 40 juta pada 2020.
Penyakit neurodegeneratif ini adalah penyebab kematian terbanyak ke-7 di antara orang dewasa AS, dan ke-6 di antara orang berusia 65 tahun ke atas. Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, perawatan tertentu dapat mencegah berkembangnya penyakit, dan membantu mengobati gejalanya.
Namun temuan terbaru memberi harapan bagi penderita penyakit ini. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Molecular Psychiatry, yang dipimpin Profesor Jürgen Götz di Clem Jones Centre for Ageing Dementia Research, QBI, menemukan bahwa terapi ultrasound dapat secara efektif meningkatkan fungsi kognitif pada pasien Alzheimer.
Para peneliti menemukan bahwa ultrasound intensitas rendah secara efektif memulihkan kognisi tanpa membuka penghalang pada model tikus. Temuan ini dapat membuka jalan bagi pengobatan non-invasif dan bebas obat yang potensial bagi jutaan pasien Alzheimer di seluruh dunia.
“Secara historis, kami telah menggunakan ultrasound bersama dengan gelembung-gelembung kecil berisi gas untuk membuka penghalang darah-otak yang hampir tidak dapat ditembus dan menyalurkan terapi dari aliran darah ke otak,” kata Profesor Götz dalam sebuah rilis.
Penelitian ini melibatkan kelompok kontrol yang menerima ultrasound tanpa gelembung mikro pembuka penghalang. “Seluruh tim peneliti terkejut dengan pemulihan kognisi yang luar biasa. Kami menyimpulkan bahwa ultrasound terapeutik adalah cara non-invasif untuk meningkatkan kognisi pada orang tua,” tambah Götz.
Penuaan dikaitkan dengan gangguan kognitif dan penurunan kemampuan otak untuk memperkuat koneksi saraf, yang dikenal sebagai potensiasi jangka panjang (LTP). Dr Daniel Blackmore, peneliti pascadoktoral senior dalam tim tersebut, menyatakan bahwa penelitian baru ini bertujuan untuk menggunakan ultrasound untuk memulihkan LTP dan meningkatkan pembelajaran spasial pada tikus yang menua.
Profesor Götz menambahkan bahwa otak ‘tidak terlalu mudah diakses’, namun, USG menyediakan alat untuk mengatasi tantangan seperti penghalang darah-otak. Penggunaan USG dapat meningkatkan kognisi secara independen dari pembersihan amiloid dan tau, yang membentuk plak dan kusut pada orang dengan penyakit Alzheimer.
Amiloid merupakan protein yang dapat menumpuk di organ tubuh, termasuk otak, jantung, ginjal, hati, limpa, sistem saraf, dan saluran pencernaan. Sedangkan Tau adalah protein yang ditemukan di dalam akson neuron untuk mempertahankan struktur neuron.
“Mikrogelembung akan terus digunakan dalam kombinasi dengan USG dalam penelitian Alzheimer yang sedang berlangsung,” tambah Götz.
Penuaan adalah Faktor Risiko Terbesar untuk Alzheimer
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan keamanan teknologi ultrasound dalam jangka panjang dan perubahan patologis serta defisit kognitif dapat diperbaiki dengan menggunakan ultrasound untuk mengobati penyakit Alzheimer.
Profesor Götz menambahkan bahwa masih ada pertanyaan tentang perbedaan antara penuaan ‘fisiologis’ normal dan penuaan ‘patologis’ yang terjadi pada penyakit Alzheimer.
”Kami yakin mungkin ada beberapa tumpang tindih antara penuaan fisiologis dan patologis di otak dan potensi untuk dikoreksi dengan USG sangat berarti bagi mereka yang hidup dengan penyakit Alzheimer. Kami mengambil temuan ini dan menerapkannya dalam penelitian Alzheimer kami saat kami melanjutkan ke uji klinis,” katanya.
Tim peneliti ini berharap untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana penyakit otak bermula serta mempelajari perkembangannya pada tingkat molekuler dan seluler dengan harapan akhirnya dapat mengembangkan terapi untuk penyakit tersebut.