Market

Incar Dana Segar Rp9,78 Triliun, Yuk Tengok Kinerja Keuangan PGE

Perusahaan energi panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE mengincar dana segar sebanyak-banyaknya Rp9,78 triliun melalui penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Yuk intip kinerja keuangan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini hingga kuartal III-2022.

Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengklaim PGE memiliki rekam jejak kinerja keuangan yang solid. Pendapatan PGE mencapai 287 juta dolar AS hingga akhir kuartal III-2022. Nilai tersebut setara Rp4,26 triliun mengacu pada kurs 14.876,8 per dolar AS.

Nilai itu, lanjut AY, sapaan akrabnya, tumbuh 3,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). “Rapor pertumbuhan pendapatan ini melanjutkan tren positif kinerja top line PGE dalam 3 tahun terakhir atau pada rentang 2019 hingga 2021,” kata Ahmad dalam paparan public terkait IPO perseroan di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Tercatat, sambung dia, pendapatan tiap tahunnya yakni 328 juta dolar AS pada 2019, 354 juta dolar AS pada 2020, dan 369 juta dolar AS pada 2021.

“Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi 111 juta dolar AS pada September 2022,” ungkap dia.

Sementara net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III-2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III-2022.

Kinerja solid PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai offtaker (pemasok kebutuhan) tunggal. “Posisi ini sekaligus memastikan perolehan arus kas yang dapat diprediksi,” ucapnya.

Dia menegaskan, PGE memiliki hubungan yang baik dan luas dengan PLN dan secara historis mampu menegosiasikan ulang tarif kontraktual yang ada dengan PLN.

Rekam jejak keuangan yang solid itu, menurutnya, menjadi modal PGE untuk menangkap peluang industri panas bumi ke depan. “Wood Mackenzie memperkirakan tambahan hingga 3,4 giga watt (GW) kapasitas geothermal dalam satu dekade ke depan,” ungkap Ahmad.

Ia menegaskan, komitmen besar PGE yang melekat kepada Environmental, Social and Governance atau ESG juga sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peta jalan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Dukungan besar terhadap PGE juga datang dari pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya juga telah menyinggung potensi besar geothermal di Indonesia yang mencapai 24 GW apabila dikonversi menjadi listrik.

Menteri Etho, sapaan akrabnya, mengungkapkan dukungannya terhadap PGE demi menciptakan listrik ramah lingkungan dengan harga kompetitif. “Keberadaan energi panas bumi diharapkan juga tidak akan menambah beban pemerintah untuk biaya produksi listrik,” imbuh Etho.

Asal tahu saja, PGE melaksanakan Masa Penawaran Awal mulai 1 Februari hingga 9 Februari 2023. PGE akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham biasa atas nama dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp820 hingga Rp945 per unit saham.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button