Indonesia Bakal Dapat Cuan Gede, Freeport Bisa Produksi Emas Sendiri 70 Ton Setahun


Sejumlah proyek strategis milik Mining Industry Indonesia (MIND ID) sudah selesai. PT Freeport Indonesia misalnya sudah menuntaskan smelter tembaga dan pembuatan precious metal refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Dengan begitu Indonesia bisa memproduksi puluhan ton emas setahun.

“Dulu, waktu PTFI (PT Freeport Indonesia) itu melakukan ekspor konsentrat, kita Indonesia belum bisa memanen mineral-mineral ikutannya. Alhamdulillah, dengan selesainya smelter tembaga dan precious metal refinery yang ada di Manyar, Gresik, insyaAllah ke depan Indonesia akan punya produksi emas sendiri, kisarannya 50-70 ton (per tahun),” ujar Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Dalam paparannya, disampaikan pula proyek smelter tembaga dan PMR di Gresik yang sempat terbakar pada Senin (14/10/2024) telah memasuki tahap pemulihan commissioning (uji coba komponen pabrik atau bangunan) dan ramp-up (peningkatan signifikan dalam tingkat output dari produk atau layanan perusahaan).

Capaian progres proyek strategis lainnya berasal dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang disebut sudah tak lagi mengimpor bahan baku untuk pabrik aluminium karena telah bersinergi dengan PT Aneka Tambang (Antam) terkait bauksit.

Kerja sama tersebut dilakukan melalui Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dinilai berperan sangat penting dalam merajut hilirisasi dari hulu hingga hilir.

“Dulunya, kalau kita ekspor itu hanya di bawah 20 dolar (AS), sekarang dengan sinergi yang terjadi dari bahan yang nilainya di bawah 20 dolar (AS) ini, kita sudah bisa menjual di ujung dengan harga 2.400 dolar AS begitu menjadi aluminium. Jadinya, sudah terintegrasi dari bauksit menjadi alumina, dari alumina menjadi aluminium,” ungkap Hendi.

Proyek strategis ketiga ialah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) yang telah beroperasi dengan kapasitas 2 x 390 MW (megawatt).

“Bukit Asam mempunyai potensi batu bara yang sangat besar, juga ingin melakukan kontribusi di bidang kelistrikan hingga sudah membangun PLTU Mulut Tambang (di Tanjung Enim). Mungkin salah satu yang terbesar senilai 2×390 MW di Tanjung Enim. Alhamdulillah juga, (Bukit Asam) sudah berhasil menjalin kerja sama dengan pabrik EV (Electric Vehicle) battery terbesar di dunia, yang namanya CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited). CATL ini merupakan supplier dari baterainya Tesla, baterainya EV-nya Mercedes, dan EV-nya BMW,” kata dia.

“Jadi ke depan dari nikel menjadi feronikel dan MHP (Mixed Hydroxide Precipitate), lanjut nanti ke battery chemical ini akan dilakukan oleh Antam dengan mitra strategisnya. Saya harapkan upaya kami mengoptimasi program hilirisasi ini bisa kita lanjutkan dengan baik,” ujarnya.