News

Indonesia Jadi Negara ke-3 di ASEAN dengan Konsumsi Gula Tertinggi

Selasa, 15 Nov 2022 – 00:00 WIB

Indonesia jadi negara ke-3 konsumsi gula tertinggi di ASEAN sehingga menyebabkan diabetes. Hal tersebut terungkap dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Dr Eva Susanti, saat temu media virtual, Senin (14/11/2022).

“Tingginya konsumsi gula jadi faktor risiko utama tertinggi ketiga di ASEAN,” ungkapnya.

Indonesia berada di urutan ke tiga negara The Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) yang mengkonsumsi gula sebanyak 20,23 persen dengan rata-rata 5,5 persen penduduk yang mengkonsumsi gula lebih dari 50 gram per hari.

“Rekomendasi batasan konsumsi gula Permenkes 28 tahun 2019 adalah kurang dari 52,5 gram atau empat sendok makan per hari,” tegasnya.

Sementara itu, konsumsi gula tertinggi ada pada usia lebih dari 55 tahun sebesar 13,7 persen dan usia 19-55 tahun sebesar 13, 5 persen. Jika mengacu pada gender, kaum laki-laki paling banyak mengkonsumsi sebesar 15, 9 persen sedangkan perempuan 7,1 persen.

“Produk konsumsi tertinggi yaitu teh kemasan sebesar 13, 26 persen, susu kental manis 5,2 persen kemudian jus buah serbuk 4,82 persen,” ucap Eva.

Sebagai informasi, Indonesia berada di peringkat kelima jumlah penyakit gula tertinggi sebesar 19,2 juta atau 10,6 persen. Pada kawasan Asia Tenggara, Indonesia jadi satu-satunya yang masuk dalam 10 negara penderita penyakit gula tertinggi di dunia.

Lebih lanjut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof DR Dr Aman B. Pulungan SpA(k), FAAP, FRCPI (Hon) meneruskan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maksimal anak hanya boleh mengkonsumsi gula hanya 10 persen.

“Menurut WHO maksimal anak itu boleh mendapat gula hanya 10 persen dari jumlah kalori yang dia dapat,” tegasnya.

Sebagai upaya mengurangi peningkatan penyakit diabetes melitus, Kementerian kesehatan (Kemenkes) berkomitmen melakukan transformasi kesehatan khususnya di layanan primer dengan mengedukasi masyarakat dan deteksi dini serta peningkatan pelayanan rumah sakit rujukan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button