Indonesia Masters 2025: Regenerasi Mandek, Juara Pun Terus Melayang


Dua wakil Indonesia yang tampil di final Daihatsu Indonesia Masters 2025 gagal meraih gelar juara. Sementara itu, para pemain muda di pelatnas bulu tangkis masih menunjukkan perkembangan yang stagnan.

Jumlah finalis Indonesia tahun ini memang lebih banyak dibandingkan edisi 2024, ketika hanya Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang mencapai final dan berhasil meraih gelar juara. Namun, meski ada dua wakil di final tahun ini, Indonesia tetap pulang tanpa gelar.

Pada laga final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (26/1/2025), pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kalah dari pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, dengan skor 11-21, 19-21. Sebelumnya, tunggal putra Jonatan Christie juga harus mengakui keunggulan pemain Thailand, Kunlavut Vitidsarn, dengan skor 21-18, 17-21, 18-21.

Fajar/Rian dan Jonatan sebenarnya memiliki keunggulan dalam catatan pertemuan sebelumnya dengan lawan mereka. Namun, dalam kesempatan ini, mereka tak mampu memanfaatkan keuntungan tampil di hadapan pendukung sendiri.

“Mereka bermain agresif sejak awal. Kami bukannya tidak mencoba mengubah strategi, tetapi sangat sulit keluar dari tekanan mereka,” kata Fajar seusai pertandingan.

Keberhasilan Thailand membawa pulang dua gelar dari sektor tunggal putri dan putra semakin menegaskan dominasi mereka, sementara Indonesia masih berjuang mencari formula terbaik untuk melahirkan generasi penerus.

Jonatan Christie mengakui bahwa targetnya untuk menjadi juara belum terpenuhi. 

“Setelah Olimpiade Paris 2024, performa saya cukup positif, tetapi semifinal dan final belum cukup. Target saya dan pelatih adalah menjadi juara,” ujar Jonatan.

Kegagalan ini menjadi refleksi bagi sektor tunggal putra yang masih bergantung pada pemain senior seperti Jonatan dan Anthony Sinisuka Ginting (peringkat 11 dunia). Regenerasi menjadi pekerjaan rumah besar bagi tim pelatih di pelatnas.

Chico Aura Dwi Wardoyo yang saat ini berada di peringkat ke-32 dunia masih kesulitan bersaing di level tertinggi. Sementara itu, harapan regenerasi kini bergantung pada pemain muda seperti Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcellyno, dan Mohammad Zaki Ubaidillah.

Di sektor ganda putra, Fajar/Rian yang kini berusia 30 dan 28 tahun, kesulitan menjaga konsistensi di level tinggi. Sebelum mencapai final Indonesia Masters, mereka tersingkir di babak awal India Open dan Malaysia Open. Pergantian pelatih di pelatnas menjadi tantangan tambahan bagi mereka dalam menyesuaikan diri dengan strategi baru.

Tur Asia berlanjut ke Thailand Masters di Bangkok pada 28 Januari hingga 2 Februari 2025. Indonesia akan menurunkan 21 wakilnya di ajang level Super 300 ini, meskipun tanpa kehadiran pemain senior seperti Jonatan, Fajar/Rian, dan Gregoria Mariska Tunjung.

Performa di Thailand Masters akan menjadi ujian penting bagi pemain muda Indonesia untuk membuktikan kemampuan mereka dan menunjukkan kesiapan dalam menghadapi persaingan internasional.