Market

Indonesia Rugi jika Ikuti Vietnam soal Sengketa Laut Natuna Utara

Indonesia ditegaskan tidak akan mengikuti keinginan Vietnam. Penegasakan ini terkait dengan proses penyelesaian masalah batas Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE wilayah Laut Natuna Utara.

“Sebab, itu akan merugikan kepentingan Indonesia,” kata Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional (HPI) Kementerian Luar Negeri, Laurentius Amrih Jinangkung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (28/11/2022).

Sengketa mengenai wilayah perbatasan ZEE di Laut Natuna Utara dengan Vietnam, sambung dia, merupakan salah satu sengketa yang berlangsung lama dan belum berhasil diselesaikan dengan dibentuknya suatu perjanjian bilateral.

Sampai saat ini, masalah penetapan batas ZEE antara Indonesia dengan Vietnam masih belum menemukan titik temu yang memuaskan bagi kedua pihak.

“Kita tetap bersikeras dengan batas laut yang kita tetapkan. Sementara Vietnam juga bersikeras dengan batas laut yang dia inginkan. Perbedaan kedua garis penetapan itu yang menyebabkan tidak ditemukannya kesepakatan,” ujar Amrih Jiangkung.

Dia menambahkan, dasar dari penetapan garis batas yang diusulkan oleh Indonesia berpatokan pada UNCLOS 1982. Sementara Vietnam ingin agar batas negara dengan Indonesia itu sejajar dengan garis batas landas continen.

Landas kontinen adalah dasar laut yang secara geologi maupun geomorfologinya merupakan lanjutan dari benua yang terendam oleh air laut dengan kedalaman kurang dari 150 meter. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut.

Jika terdapat dua negara yang berdampingan di batas landas kontinen, maka batas laut akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar setiap negara.

Berdasarkan perkembangan perundingan terakhir, Tim Teknis Vietnam telah mengusulkan membagikan remaining area secara ‘equal’ dan Indonesia sedang meminta penjelasan dari Vietnam terkiat maksud dan pengertian ‘equal’ itu.

Beberapa waktu lalu, Laurentius Amrih Jinangkung di Natuna sudah mengatakan, dilihat dari usulan Vietnam, negara tersebut berupaya untuk mencapai keuntungan yang lebih maksimal. Jika Tim Teknis Indonesia menerima usulan garis ‘equal’ yang diusulkan Vietnam, Indonesia akan kehilangan wilayah laut yang cukup luas dan potensi sumber daya ikan.

“Kalau kita ikuti maunya Vietnam, kita yang rugi. Makanya dari dulu tidak selesai masalah batas wilayah ini. Kendalanya hanya itu saja. Tapi kita tetap terus berupaya melakukan pembicaraan dengan Vietnam,” ujar Amrih Jiangkung.

Pertemuan Teknis ke-16 penetapan batas ZEE Indonesia-Vietnam dikonfirmasikan telah diselenggarakan di Hanoi, Vietnam pada 24-25 November 2022. Awalnya, pertemuan tersebut direncanakan dilaksanakan pada paruh kedua Oktober 2022, namun ditunda karena padatnya agenda.

Pada kesempatan tersebut, kedua pihak membahas metode pembagian remaining area lebih lanjut. Namun, posisi saat ini untuk pembagian remaining area sudah jauh melampaui red line berbagai pihak, termasuk Kementerian Perikanan dan Kelautan, pengamat maritim dan organisasi kelautan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button