Industri Baterai Klaim Hemat Impor BBM Hingga 30 Juta Barel/Tahun

Industri Baterai Klaim Hemat Impor BBM Hingga 30 Juta Barel/Tahun

Indonesia Battery Corporation (IBC) menyebut, industri baterai di Indonesia bisa mengurangi impor BBM hingga 30 juta barel per tahun.

Kalau benar lumayanlah, karena impor BBM Indonesia pada 2022 saja mencapai 138 juta barel. “Dari segi pengurangan impor bahan bakar, maka kita dapat menghemat hampir 30 juta barel per tahun dengan menggunakan elektrik dibandingkan dari segi bahan bakar fosil,” ujar Direktur Utama IBC Toto Nugroho dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Toto menambahkan, potensi lainnya dari industri baterai listrik yakni dapat mengurangi emisi C02 di Indonesia sebanyak hampir sembilan juta ton per tahun. “Dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah sepakat untuk mengembangkan industri baterai sampai tahun 2034,” katanya.

Dalam peta jalan Kementerian BUMN terkait pengembangan ekosistem industri baterai, pada tahun depan IBC ditargetkan dapat memproduksi sel baterai sebesar 10 GWh pertama untuk otomotif, kemudian pengisian sekitar 5.000 stasiun penukaran baterai.

“Intinya kita bagaimana ingin mencapai 13 persen bauran energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2024,” ujar Toto.

Sedangkan pada 2034, IBC ditargetkan sudah bisa memproduksi sel baterai sekitar 50 GWh yang ditujukan untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat, serta sistem penyimpanan energi atau energi storage system. “Energi storage system sangat penting untuk membantu terhadap pemanfaatan EBT,” kata Toto.

Diketahui, Pemerintah menargetkan Indonesia dapat menjadi negara dengan industri baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Saat ini, tren industri otomotif global tengah mengarah ke pemanfaatan kendaraan dengan bahan bakar berbasis listrik di mana salah satu komponen penting yang dibutuhkan dalam produksi kendaraan listrik adalah baterai.

Bahan baku utama dari baterai kendaraan listrik adalah nikel, kobalt, mangan, dan litium. Indonesia sendiri memiliki cadangan nikel sebanyak 25 persen dari total secara global.

Terkait impor BBM Indonesia, angkanya selalu naik. Pada 2015 misalnya, berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), impor BBM mencapai 123 juta barel. Tujuh tahun kemudian melejit menjadi 138 juta barel. 
 

Sumber: Inilah.com