Industri mobil listrik alias EV tengah dilanda sejumlah permasalahan. Baru-baru ini, persoalan seperti isu keamanan dan bisnis telah menghantui kendaraan zero emission itu.
Mengutip Korea Herald, Selasa (20/8/2024), warga Korea Selamat ramai-ramai menjual EV yang sudah mereka beli. Hal ini terjadi pasca kebakaran mobil listrik Mercedes-Benz EQ di Incheon.
Kebakaran secara spontan terjadi pada kendaraan yang sedang terparkir di area parkir bawah tanah sebuah apartemen. Api yang diyakini berawal dari baterai mobil tersebut telah menghancurkan setidaknya 140 mobil lain karena sulitnya proses pemadaman.
“Sejak kebakaran pada 1 Agustus, pasar otomotif Kosel telah dibanjiri dengan EV bekas,” tulis The Straits Times yang juga melansir Korea Herald.
“SK Car, platform perdagangan mobil bekas terbesar kedua di Korsel, melaporkan peningkatan sebesar 184 persen dalam daftar EV bekas pada minggu pertama Agustus dibandingkan dengan minggu terakhir Juli,” tambahnya.
Akibat insiden ini, harga kendaraan listrik Mercedes-Benz anjlok tajam. Sebelum kebakaran, model EQE bekas biasanya dijual kembali seharga 60 juta won (sekitar Rp700 juta) hingga 70 juta won (sekitar Rp815 juta).
Di sisi lain, dampak dari kebakaran Incheon telah memperburuk tahun yang sudah sulit bagi produsen kendaraan listrik di Korsel. Produsen mobil kini meluncurkan promosi agresif untuk melawan keengganan konsumen yang semakin meningkat untuk membeli EV.
Hyundai Motors baru-baru ini mulai menawarkan diskon signifikan untuk menarik kembali pembeli ke pasar kendaraan listrik. Diskon ini termasuk potongan hingga 5 juta won (sekitar 58 juta) untuk Kona Electric dan diskon 10 persen untuk IONIQ 5 yang populer.
Genesis, brand mewah di bawah naungan Hyundai, menawarkan diskon hingga 5 persen untuk semua model, termasuk GV70 Electrified.
Importir juga merasakan tekanan yang sama di Korsel dan memangkas harga agar tetap kompetitif. BMW menawarkan diskon lebih dari 12 persen untuk model listrik andalannya seperti i7 dan iX. Sementara Audi bahkan melangkah lebih jauh, menawarkan diskon hampir 30 persen untuk model e-tron mereka, termasuk versi RS yang berperforma tinggi.
Pada Rabu (21/8/2024), Ford mengatakan akan menunda rencana rilis versi listrik baru dari pikap terlarisnya, F-150, hingga 2027 mendatang. Hal ini disebabkan penjualan yang lesu untuk sejumlah kendaraan listrik.
“Dengan harga dan kompresi margin, kami telah membuat keputusan untuk menyesuaikan peta jalan produk dan teknologi serta jejak industri kami untuk memenuhi tujuan kami mencapai EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) positif dalam 12 bulan pertama peluncuran untuk semua model baru,” kata Kepala Keuangan Ford John Lawler dalam sebuah pernyataan.
Brand asal AS itu juga mengatakan bakal menambahkan pikap dan van listrik berukuran sedang untuk masuk dalam jajaran produk masa depannya karena perusahaan yang bermarkas di Dearborn, Michigan tersebut akan berfokus pada segmen pikap dan kendaraan komersial. Saham Ford naik 1,1 persen setelah adanya pengumuman pembatalan F-150 listrik ini.
“Salah satu solusi utama untuk memperlambat pertumbuhan penjualan kendaraan listrik adalah menurunkan biaya produksi untuk model-model tersebut. Itu adalah tujuan utama untuk kesehatan perusahaan di masa depan,” ucap CEO Ford Jim Farley dalam sebuah keterangan berbeda.
Lebih lanjut, Ford juga akan memindahkan sebagian produksi baterai EV-nya ke AS dari Polandia. Ini untuk memfokuskan pengembangan produksi baterai.
“Kendaraan listrik yang terjangkau dimulai dengan baterai yang terjangkau,” papar Farley.