Market

Industri Sawit Bantu Petani Karet Punya Penghasilan Tambahan

Industri sawit terus mendorong petani untuk terus berkembang dan semakin sejahtera. Termasuk membuka peluang usaha baru.

Seperti dilakukan PT Tania Selatan, Wilmar Group yang memasok tandan kosong untuk dimanfaatkan sebagai media tanam budidaya jamur merang oleh Kelompok Usaha Bersama Karya Mandiri di Desa Sinar Harapan Mulya, Kabupaten Ogan Kemiring Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Kerja sama ini, telah terjalin sejak 2015.

Community Development Supervisor PT Tania Selatan, Sunardi Reza menjelaskan, bantuan pasokan tandan kosong itu, merupakan salah satu implementasi dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.

Selain di OKI, kata Sunardi, pihaknya telah membantu delapan kelompok usaha budidaya jamur merang lainnya di delapan desa di Kabupaten Musi Banyuasin. Selain memasok tandan kosong untuk media tanam, perusahaan juga memfasilitasi pembangunan kumbung senilai Rp 5,3 juta per unit.

PT Tania Selatan juga telah melaksanakan pemberdayaan masyarakat lainnya, seperti usaha ikan keramba, budidaya kambing, budidaya ikan belut dan lainnya. “Kami berharap keberadaan perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar operasional kami,” ujar Sunardi, dikutip Senin (18/4/2022).

Sementara, Ketua Kelompok Usaha Karya Mandiri Bersama, Yasin Efendy mengatakan, pihaknya membutuhan 40 ton tandan kosong untuk media tanam jamur. Dengan harga tandan kosong Rp400 ribu per truk yang berisi empat ton, pembudidaya jamur tersebut harus mengeluarkan biaya hingga Rp4 juta per bulan untuk media tanam. “Dengan bantuan pasokan dari perusahaan, kami terbantu karena mengurangi biaya produksi,” tutur Yasin.

Saat ini, kelompok usaha beranggotakan delapan orang itu memasarkan produknya ke pasar tradisional setempat. Dari lima kumbung (rumah) jamur yang dikelola, mereka mampu panen setiap hari dan menghasilkan 30 kilogram (kg) sekali panen.

Dengan harga jual jamur merang sebesar 20 ribu per kg, kelompok usaha tersebut mampu mengantongi Rp18 juta per bulan. Hingga saat ini mereka belum berencana memproduksi olahan jamur, karena seluruhnya sudah diserap pasar.

Menurut Yasin, usaha budidaya jamur tersebut mampu memberikan tambahan pemasukan bagi anggota kelompok, yang mata pencaharian utamanya adalah bertani karet. Jamur yang bisa panen setiap hari dapat menyumbang pemasukan sambil menunggu panen karet tiba.

Meski hasilnya cukup lumayan, Yasin mengaku tidak banyak warga desa lainnya yang tertarik mencoba karena diperlukan ketelatenan. “Salah satunya, panen jamur dilakukan sebelum hingga setelah subuh karena akan langsung dibawa ke pasar,” ujar dia.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button