Ingin Lepas dari Himpitan Utang Rp46 Triliun, Waskita Jajakan Tol Cimanggis-Cibitung ke Bakrie


Punya utang memang tidak enak, apalagi jumlahnya cukup besar. Hal itu dialami PT Waskita Karya (Persero/WSKT)  Tbk, utangnya mencapai Rp46 triliun (Rp456,8 triliun). Terpaksalah, WSKT melalui PT Waskita Toll Road (WTR) melego asetnya satu per satu.

Direktur Operasi Waskita Toll Road, Mokh Sadali mengakui sedang menjajaki pelepasan 35 sahamnya di Tol Cimanggis-Cibitung ke Bakrie Group. Saat ini sedang masuk tahap negosiasi internal operator. Ditargetkan rampung tahun ini. 

“Berdasarkan aturan, kita tawarkan ke BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) yang ada. Selanjutnya kita terikat perjanjian dengan Bakrie,” kata Sadali, Jakarta, dikutip Rabu (19/3/2025).

Dalam hal ini, BUJT selaku pengelola ruas tol Cimanggis-Cibitung dalah PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT). Di mana, CCT merupakan perusahaan patungan (konsorsium) dengan 55 persen sahamnya dikempit PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), 35 persen milik WTR, 5 persen milik PT Bakrie & Brothers Tbk, dan sisanya 5 persen dalam genggaman PT Bakrie Toll Indonesia.

Jika Bakrie Group serius memborong 35 persen saham WTR di CCT, maka perusahaan milik salah satu konglomerat Aburaizal Bakrie itu, menjadi pemegang saham terbesar kedua. 

Untuk kepastian transaksi ini, Waskita memberi tenggat waktu hingga 1 Agustus 2025. Jika setelah tanggal tersebut Bakrie Group tidak menunjukkan pergerakan, maka saham CCT akan dilepas ke perusahaan lain.

“Nanti kalau itu sampai dengan 1 Agustus kalau nggak salah. Nanti kalau Bakrie nggak ngambil di Perode itu ya kita akan lepas tempat lain,” terang Sadali.

Sadali menambahkan, langkah divestasi ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk membayar utang. Setelahnya, Waskita tidak akan masuk lagi ke investasi dan ebrfokus pada dunia kontraktor.

Sebagai informasi, sebelumnya Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho telah mengumumkan akan mendivestasikan seluruh aset tol yang saat ini tersisa 9. Ke depan pihaknya tidak masuk ke bisnis tol sesuai bisnis inti, kecuali ada penugasan.

“Upaya dan fokus kita ke depan stabilitas keuangan itu menjadi faktor penting, back to core akan kita lakukan, jasa konstruksi kita akan lakukan. Mungkin ke depannya setelah kita divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan, itu akan berbeda,” kata Hanugroho dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VI DPR, Rabu (5/3/2025).

Hanugroho menyebut divestasi tol akan dilakukan sesegera mungkin. Berdasarkan rentang waktunya, pada Desember 2025 terdapat 5 ruas tol yang akan dilepas, di antaranya Tol Pemalang-Batang, Tol Cimanggis-Cibitung, dan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat lewat PT Hutama Marga Waskita (HMW).

Hasil divestasi diperuntukkan untuk mengurangi liabilitas atau kewajiban yang harus dibayar perusahaan. Lewat divestasi Tol Pemalang-Batang, Waskita Karya membidik perolehan dana segar Rp1,6 triliun dari kepemilikan 60 persen saham.

Selanjutnya, Tol Cimanggis-Cibitung proyeksi nilai divestasi Rp3,3 triliun dengan kepemilikan saham 35 persen. Lalu, lewat divestasi saham di PT HMW dengan kepemilikan kurang dari 1 persen, akan membidik perolehan dana Rp53 miliar.