Market

Ingin Untung Pertamina Beli Minyak Rusia, Hasilnya Bisa Buntung

Rencana PT Pertamina (Persero) membeli minyak mentah (crude oil) Rusia yang harganya murah, bisa menjadi bumerang. Negara barat bisa menyetop hubungan dagang bahkan investasi di Indonesia. Waduh.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengingatkan, rencana Pertamina membeli minyak murah dari Rusia, bukannya memberikan keuntungan namun malah buntung. “Tapi hati-hati, negara Barat bisa menilai Indonesia pro agresi Rusia terhadap Ukraina. Dan, mereka bisa menjauhi Indonesia. Tentu saja ada dampak ekonominya,” papar Bhima kepada Inilah.com.

Di sisi lain, kata Bhima, Pertamina mencoba memanfaatkan situasi lantaran harga minyak Rusia lebih murah. Tentunya, pemerintah dan Pertamina menginginkan bisa mendapatkan crude oil dengan harga murah untuk diproses menjadi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. “Tentunya, Pertamina akan mencari minyak mentah yang murah agar harga BBM di dalam negeri tidak mengalami penyesuaian lagi. Agar tidak membebani masyarakat, inflasi di dalam negeri bisa terkendali. Tapi tetap saja ada resiko,” ungkapnya.

Indonesia sebagai Presidensi G20, menurut Bhima, perlu memikirkan posisi yang lebih bijaksana. Misalnya menekan Rusia agar segera menghentikan invasi milter ke Ukraina. “Kalau tekanan itu bisa terjadi, saya kira harga minyak dunia akan turun ke titik normal lagi,” imbuhnya.

Rencana memborong minyak mentah Rusia, awalnya diungkap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Nantinya, minyak tersebut diolah di Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat yang sedang di-revamping. Kemungkinan Mei rampung.

Sejatinya, sejumlah perusahaan kilang minyak India dan China lebih dulu membeli minyak mentah China. Kalau tak ada aral, Pertamina akan membeli minyak mentah Rusia sebanyak 100 ribu barel per hari (BPH) dalam satu kapal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button