Hangout

Ini 10 Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia, Tewaskan hingga Ribuan Nyawa

Menurut laporan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 3.522 bencana alam telah terjadi di Indonesia pada tahun 2022. Bencana alam tersebut tercatat melanda 34 provinsi di tanah air. 

Ada banyak bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal itu bisa disebabkan oleh alam itu sendiri maupun ulah manusia. 

Dalam 10 tahun terakhir, bencana alam yang sering terjadi meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, puting beliung, dan kebakaran hutan. 

Pada tahun 2020 saja tercatat sudah terjadi banjir sebanyak 593 kasus, 798 kasus tanah longsor, 489 kasus puting beliung, dan 176 kasus kebakaran hutan. Bahkan, pada tahun 2019 terdapat 1.271 kasus banjir, 1.481 kasus tanah longsor, 1.699 kasus puting beliung, 1.529 kasus kekeringan, 70 kasus gempa bumi, dan 3.276 kasus kebakaran hutan. 

bencana alam yang paling sering terjadi di indonesia
Foto: gettyimages.com

1. Tanah Longsor

Tanah longsor ini bisa saja menimpa pemukiman penduduk di kaki lereng. Bencana alam yang satu ini biasanya terjadi karena gerakan massa tanah atau batuan yang jatuh ke bawah menuruni lereng gunung

Salah satu kejadian tanah longsor paling mematikan dalam 10 tahun terakhir adalah tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara pada Desember 2014, tepatnya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara. Saat itu hujan deras mengguyur kawasan tersebut disertai hujan yang tak henti-hentinya. 

Alhasil, longsor pun terjadi dan menimbun sekitar 105 rumah warga di tiga desa. Dari kejadian tersebut tercatat ada ratusan korban yang tertimbun tanah longsor.

2. Gempa Bumi

Indonesia berdiri pada lempeng-lempeng aktif yang sering kali memicu terjadinya getaran atau guncangan. Mulai dari guncangan skala kecil hingga besar.

Bencana alam paling mematikan dalam sejarah Indonesia adalah gempa di Aceh. Bencana alam ini terjadi pada 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,3 skala richter. Pusat gempa ini dilaporkan berasal dari dasar laut di sebelah barat Aceh, Dari lokasi pusat gempa ini kemudian menimbulkan gelombang tsunami yang menghancurkan wilayah Aceh dan sekitarnya. 

3. Gunung Meletus

Indonesia memiliki beberapa gunung berapi aktif yang sering mengeluarkan awan panas, yang menyebabkan sering terjadinya letusan gunung berapi.

Kondisi ini sendiri tidak terlepas dari banyaknya gunung api aktif yang berada di Indonesia. Bencana alam bisa ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, atau aktifnya perut bumi. 

Letusan gunung berapi dapat menghancurkan seluruh kota, menghancurkan perekonomian, dan mengubah iklim dunia. Salah satu kejadian gunung api meletus yang paling mematikan di Indonesia terjadi di Sumbawa, yaitu gunung Tambora.

Gunung Tambora meletus pada April 1815. Letusan gunung berapi di Sumbawa ini menyemburkan 150 kilometer kubik abu. Akibat letusan tersebut, terbentuklah kaldera dengan diameter 7 km dan kedalaman 1,1 km. 

4. Banjir

Banjir dapat disebabkan oleh hujan yang deras, sehingga bendungan di kawasan tersebut tidak dapat menanganinya dan kemudian meluap. Selain itu, banjir juga bisa disebabkan oleh masuknya air atau drainase yang buruk di daerah tersebut. 

Fenomena banjir dan banjir bandang bahkan sering melanda Indonesia. Wilayah-wilayah padat penduduk, termasuk Jakarta dan sekitarnya sering dilanda bencana alam ini di saat musim hujan tiba.

Akibatnya, akses jalan menjadi terhambat dan berdampak pada aktifitas masyarakat perkotaan Bodetabek yang sering melakukan mobilitas ke Jakarta.

5. Tsunami

Tsunami merupakan kondisi alam yang menimbulkan rangkaian gelombang tinggi akibat pergerakan lempeng dasar samudra. Bencana alam ini biasanya ditandai dengan gempa yang dapat dirasakan di dekat pusat goncangan. 

Selain ditandai dengan terjadinya gempa bumi, tsunami juga bisa ditandai dengan adanya letusan gunung berapi. Sejarah fenomena tsunami di Indonesia yang paling mematikan dan disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi, yakni letusan gunung berapi Krakatau.

Ledakan gunung ini bahkan menimbulkan tsunami setinggi sekitar 40 meter. Korban tewas diperkirakan mencapai 34.000 orang.

Akibat ledakan Krakatau, pulau itu hancur total dan membentuk anak Krakatau di tengah kaldera yang dihasilkan oleh letusan yang terjadi di tahun 1883 itu. Kini, Anak Krakatau menjadi gunung berapi aktif di Indonesia. 

Kemudian pada Desember 2018, letusan Anak Krakatau juga kembali menimbulkan tsunami di Selat Sunda yang melanda wilayah pesisir Banten dan Lampung di Indonesia. 

6. Kekeringan

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tahun 2023 Indonesia diprediksi akan mengalami musim kemarau akibat kedatangan El Nino yang membuat curah hujan makin berkurang. Curah hujan bulanan diprediksi akan relatif menurun dibandingkan curah hujan 3 tahun terakhir.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan curah hujan di Indonesia mengalami penurunan di beberapa daerah seperti Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian tengah dan sebagian wilayah Papua.  

Selain bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan pun berpeluang dapat terjadi.

7. Kebakaran Hutan

Masih berkaitan dengan terjadinya musim kemarau panjang, peristiwa kebakaran hutan dan lahan pun diprediksi berpotensial ikut terjadi.

Cuaca panas dan kering sering menyebabkan kebakaran di daerah hutan atau ladang. Sehingga semakin lama, api semakin besar dan dapat membakar hutan dan lahan yang luas. 

8. Angin Puting Beliung

Bencana alam ini ditandai dengan angin kencang yang datang secara tiba-tiba, memiliki pusat yang menyerupai spiral dengan kecepatan 40 hingga 50 km/jam.

Angin kencang ini diketahui dapat menyentuh permukaan bumi dan menghilang dalam waktu singkat, yakni sekitar 3 sampai 5 menit. 

Pada Mei 2022, Indonesia pernah mengalami bencana angin puting beliung terparah yang berpusat di Gunung Kencana, Lebak, Banten.

Insiden itu merusak 80 rumah warga dan sekolah. Angin puting beliung menerjang Kawasan Kampung Pasar, Lebaksiuh, Kampung Dederan, dan Kampung Gunungbilu, Desa Gunung Kencana, Lebak, Banten. 

9. Gelombang Pasang atau Badai

Mengutip dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, gelombang pasang adalah fenomena yang menunjukkan adanya gelombang besar yang kekuatannya melebihi batas normal dari laut yang menuju kearah bibir pantai dan juga daratan.

Adanya gelombang ini biasanya disebabkan oleh angin topan di dekat lautan, tarikan gravitasi bulan dan juga matahari, serta perubahan cuaca yang cepat.

Masyarakat yang memiliki hunian di sekitar pantai, tentu harus waspada mengetahui tanda-tanda terjadinya gelombang pasang di sekitar bibir pantai. Tanda-tanda tersebut bisa meliputi adanya angin kencang di sekitar pantai, terjadinya badai di tengah laut, dan cuaca normal yang berubah mendadak menjadi gelap.

10. Abrasi Pantai

Secara sederhana, abrasi pantai adalah pengikisan atau erosi yang terjadi di wilayah pesisir atau pantai. Abrasi adalah jenis erosi yang disebabkan oleh air laut.  

Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Abrasi bisa disebabkan karena adanya pasang surut air laut, badai arus dan ombak laut, perubahan iklim, dan ulah manusia.

Namun, seringkali bencana alam ini disebabkan oleh ulah manusia. Aktivitas seperti pengerukan pasir pantai, perusakan hutan mangrove, pembangunan infrastruktur, dan segala jenis kegiatan yang mengganggu ekosistem pesisir dapat menyebabkan abrasi. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button