Ototekno

Ini Daftar Lengkap Startup yang Bangkrut di 2023

Sejak awal hingga akhir tahun 2022 lalu, gelombang pemutusan kerja (PHK) menghantui perekonomian Indonesia. Tidak hanya PHK, sejumlah startup bahkan harus tutup layanan bahkan tak sedikit juga yang bangkrut. Sejak awal tahun, satu per satu startup mengumumkan pernyataan resmi mereka dengan mengurangi karyawan secara massal. 

Kebanyakan startup menjadikan kondisi ekonomi global yang sedang terjadi sebagai alasan. Jumlah karyawan terkena dampak pun tak sedikit, bahkan ada yang jumlahnya mencapai ribuan. Namum memang ada beberapa yang mengungkapkan jumlah karyawan yang kena PHK dan sebagian lagi menutup rapat informasi data itu. 

Startup yang Kini Sudah Bangkrut

Berikut daftar startup Indonesia yang bangkrut, melakukan PHK dan menutup layanan hingga awal 2023.

1. Shopee Indonesia

Siapa yang tak kenal e-commerce satu ini. E-commerce yang bermarkas di Singapura ini melakukan PHK massal demi efiensi perusahaan. September tahun lalu, disampaikan langsung oleh Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira dalam siaran pers yang dikutip dari CNBC Indonesia. “Dengan berat hati, Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawan”. 

Berdasarkan sumber yang diterima CNBC Indonesia, ada sekitar 3% karyawan Shopee Indonesia yang terkena imbas. Dilansir daari akun komunitas startup di instagram, @Ecummurz. Ada sekitar 600 nama eks-karyawan Shopee yang mengisi daftar pencaharian kerja. 

2. GoTo

GoTo (Gojek Tokopedia) juga melakukan pengurangan karyawannya sekitar 12% atau sebanyak 1.300 dari total karyawan tetapnya. Andre Soelistyo selaku CEO Grup GoTo, menyebutkan langkah yang diambil ini adalah bentuk adaptasi perusahaan untuk kesiapan perusahaan menghadapi tantangan baru ke depannya. 

3. Fabelio

Startup yang menyediakan jasa desain interior dan furniture atau Fabelio resmi dinyatakan bangkrut. Menurut pengumuman yang disampaikan Fabelio, perusahaannya resmi bangkrut berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT/PST, tertanggal 2 Oktober 2022. 

Selain dinyatakan bangkrut atau pailit, Fabelio juga dikabarkan belum membayarkan gaji karyawannya sejak akhir tahun lalu. 

4. JD.ID

Layanan e-commerce juga menempuh langkah PHK sebagai improvisasi agar perusahaannya tetap bisa beradaptasi dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

Selain itu, PHK ini juga dilakukan sebab perusahaan induknya, JD.com Inc yang berada di Beijing harus menanggung beban setelah penyebaran virus COVID-19 di banyak kota di Cina.

Tahun lalu JD.ID melakukan dua kali PHK, dan pada Desember 2022 lalu jumlah yang terdampak 30% dari total pegawai. 

Kabar hari ini, dari JD.ID mengumumkan akan tutup secara permanen 15 Februari 2023 mendatang. Melalui laman resminya JD.ID, “Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari dan semua layanan akan dihentikan pada 31 Maret 2023”. 

Dari keterangan ini, JD.ID memberikan waktu untuk seluruh mitranya dalam penyelesaian transaksi hingga akhir Maret 2023. Jika ada keluhan, para pelanggan bisa menguhubungi layanan yang disediakan JD.ID di 1500 618

5. LinkAja

Layanan keuangan digital LinkAja melakukan PHK terhadap karyawannya dengan alasan untuk reorganisasi SDMnya. Penyesuaian jumlah karyawan dilakukan untuk memastikan perusahaan bisa secara optimal bisa bertumbuh dengan efisien dan fokus pada bisnis perusahaan.

Head of Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo mengatakan bahwa LinkAja melakukan re-organisasi SDM sesuai dengan kebutuhan dan mengutamakan bisnis.

6. Pahamify

Bergerak di bidang pendidikan, Pahamify juga mengambil keputusan untuk melakukan PHK massal agar bisa beradaptasi ditengah kondisi ekonomi makro saat ini. Akhir Juni 2022 lalu, Pahamify membuat kabar yang sempat menghebohkan jagat media sosial.

Dalam pernyataannya melalui instagram resmi Pahamify, mereka menyatakan pamit. Namun ternyata pernyataan itu bukan mengumumkan penutupan operasi. 

CEO Pahamify, Syarif Rousyan Fikri meminta maaf atas kehebohan yang terjadi. Beliau menegaskan bahwa ucapan pamit itu dimaksudkan kepada Tahun Ajaran 2021-2022 yang sudah berakhir. Pahamify bermaksud bahwa mereka siap untuk menyambut tahun ajaran baru. 

7. Tokocrypto

Dalam satu tahun di tahun 2022, Tokocrypto melakukan dua kali PHK. PHK kedua dilakukan Desember lalu dan menyinggung soal kondisi pasar yang bergejolak. Tujuan dari pengurangan karyawan yang dilakukan Tokocrypto adalah pengelolaan biaya operasional yang lebih baik.

Dijelaskan juga oleh VP of Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani menjelaskan bahwa pengurangan karyawan ini lantaran perusahaan mau melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar crypto di dunia. 

Perusahaan tidak secara gamblang membeberkan berapa jumlah karyawannya terdampak. Namun pihak perusahaan menjanjikan para eks-karyawan Tokocrypto mencari tempat kerja baru. 

8. Xendit

Perusahaan startup di bidang teknologi finansial Xendit melakukan PHK massal sebanyak 5% karyawannya yang ada di Indonesia dan Filipina. Keputusan kala itu diambil karena situasi makroekonomi yang tidak menentu hingga saat ini. Sehingga memaksa perusahaan reorganisasi dan sumber daya manusianya.

Co-Founder Xendit, Tessa Wijaya juga memberikan keterangan bahwa alasan PHK yang dilakukan yakni rightsizing. Pengupayaan sumber daya manusia perusahaan agar dapat dipergunakan secara tepat dan efektif. Kabar terkini, setelah melakukan PHK pada Oktober 2022 lalu, Xendit kini ekspansi ke Malaysia pada Januari 2023.

9. Sirclo

Tepat pada November 2022, Sirclo Group juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Jumlah pegawai yang terdampak kebijakan ini sebanyak 8% dari jumlah karyawan. Alasannya tidak beda jauh dengan yang lainnya, yaitu kebutuhan adaptasi di tengah kondisi makro ekonomi yang tidak menentu. 

“Sebagai perusahan teknologi yang berkembang pesat, Sirclo Group berupaya untuk adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, “ disampaikan oleh CEO sekaligus Founder Sirclo Group, Brian Marshal.

10. Sayurbox

Mengumuman pada Selasa, 6 Desember 2022, melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya. Sebanyak 5% karyawan yang terdampak keputusan efisiensi dari total keseluruhannya. Alasan dari keputusan yang dibuat menjadi bagian dari langkah Sayurbox agar bisa menjadi perusahaan mandiri secara finansial. Selain itu juga bisa bertumbuh secara sustanable dalam jangka panjang bahkan ketika terjadi badai ekonomi global.

11. LummoShop

Startup sebagai penyedia solusi layanan perangkat lunak ini juga melakukan PHK terhadap karyawannya di Jakarta dan Bengaluru, India. Perusahaan yang dikenal sebaga BukuKas ini dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 100-200 karyawan yang sebagian berasal dalam divisi teknis, desain dan produk. 

12. TaniHub

Tutupnya opersional gudang di Bandung dan Bali berdampak terhadap karyawan yang berujung PHK. Berapa jumlah karyawan terdampak juga tidak disiarkan secara gamblang oleh pihak perusahaan. TaniHub juga dikabarkan sudah ditinggalkan para petinggi salah satunya Johnny Widodo selakuk CEO TaniHub. 

13. SiCepat

Bergerak di bidang layanan pengiriman barang, SiCepat dikabarkan telah melakukan PHK terhadap karyawannya sebanyak 360 karyawan. Jika perusahaan lain melakukan PHK untuk reorganisasi atau adapatasi akan resesi global, SiCepat mengambil langkah ini justru untuk evaluasi kompetensi karyawannya.

14. Zenius

Melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan karena perusahaannya terdampak kondisi makro ekonomi. Hal ini dilakukan untuk adaptasi perusahaan dengan kondisi yang mempengaruhi industri, Zenius mengatakan bahwa perusahaan perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis.

15. Mobile Premier League (MPL)

Start gim mobile dan esport asal India yang telah menyandang status unicorn, memberhentikan 100 karyawan dari 10% total pegawainya. MPL juga dengan terpaksa harus hengkang dari Indonesia. Hingga layanan streaming servicenya di aplikasinya harus ditutup. 

Dikutip dari laman instagramnya MPL, “MPL Indonesia sudah tidak beroperasi dan menerima pengguna baru saat ini. Terima kasih atas dukungan dan perhatiannya’”.

Selain daftar startup yang mengalami kebangkrutan di atas, ada beberapa perusahaan lainnya yang juga mengalami hal serupa, yaitu:

  • Beres.id
  • Mamikos
  • Happy Fresh
  • AiryRooms
  • Sorabel
  • iFlix
  • Bananas
  • Line
  • Qlapa
  • Ruangguru

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button