Israel kembali bersikap arogan dan bertindak semena-mena dengan menghancurkan gerbang utama untuk masuk secara paksa ke markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), pada Minggu (14/10/2024) pagi waktu setempat.
Insiden tersebut melukai sedikitnya 15 personel UNIFIL. Namun, sejauh ini belum ada laporan identitas atau kewarganegaraan para personel yang terluka itu.
Pihak UNIFIL menuturkan kejadian bermula saat tank-tank Merkava milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menerobos gerbang pangkalan UNIFIL di Ramyah, Lebanon selatan, pada Minggu pagi.
Setelah tank-tank tersebut masuk, UNIFIL menyebut rentetan ledakan terjadi sekitar radius 100 meter, melepaskan asap yang menyebar ke pangkalan dan menyebabkan sejumlah personel PBB mengalami sesak napas.
Pihak UNIFIL mengatakan tindakan paksa Israel terjadi sekitar pukul 04.30 waktu setempat, saat personel di Ramyah melihat tiga peleton pasukan IDF melintasi ‘Blue Line’ ke Lebanon.
“Saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan, dua tank Merkava milik IDF menghancurkan gerbang utama posisi tersebut dan memasuki posisi itu secara paksa,” demikian laporan UNIFIL, seperti dilansir Reuters, Senin (14/10.2024).
Usai memaksa masuk, militer Israel beberapa kali meminta agar lampu di markas UNIFIL itu dimatikan.
Menanggapi aksi pendobrakan tersebut, UNIFIL telah mengajukan protes melalui mekanisme penghubung dan menyatakan kehadiran pasukan Israel membahayakan aktivitas personel penjaga perdamaian.
Deretan aksi serangan Israel ke markas UNIFIL selama sepekan terakhir ini terjadi di saat Israel terus menargetkan markas pasukan perdamaian PBB itu selama operasi militernya melawan Hizbullah di Lebanon.
Penggerebekan ini juga terjadi setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyerukan penarikan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.
“Tuan Sekretaris Jenderal (PBB), bawa pasukan UNIFIL keluar dari bahaya. Ini harus dilakukan sekarang, segera,” kata Netanyahu dalam pidatonya yang ditujukan untuk Sekjen PBB Antonio Guterres.
Pekan lalu, serangan Israel ke markas UNIFIL melukai empat orang personel dari Indonesia dan Sri Lanka. UNIFIL menuduh Israel secara sengaja menargetkan pangkalan Naqoura.
Serangan ini memicu kecaman luas dari sejumlah negara. Sekitar 40 negara telah mengutuk keras serangan Israel baru-baru ini terhadap misi PBB di Lebanon tersebut.